"Ingat, jangan bicara dengan laki-laki lain selain diriku. Kamu tahu kan aku tidak suka itu? Dan jika kamu melanggar, bersiap-siaplah menerima hukuman dariku." Kata Saint tidak muak memberikan Perth peringatan.
Perth mengangguk sambil membuka seatbelt nya. Saint mengantar dia kuliah.
"Kamu juga jangan bicara dengan perempuan. Jika kamu butuh seseorang untuk membantumu belajar, nanti aku sewakan guru untuk membantumu belajar." Lihatlah betapa konyolnya Saint. Bagaimana mungkin Perth tidak bicara dengan siapapun, memangnya di kampus ini hanya dia seorang mahasiswa nya. Gila.
Perth memejamkan mata beberapa saat untuk membuang rasa muak yang selalu saja hadir ketika kekasihnya memberikan peringatan konyolnya untuk yang kesekian kalinya.
Ini adalah kalimat rutin yang selalu Saint lontarkan ketika dia mengantar Perth ke kampus.
"Ya, baiklah. Aku harus berangkat sekarang." Sebenarnya Perth senang Saint posesif tapi ini sudah keterlaluan.
"Sesungguhnya aku masih ingin bicara panjang lebar dan mengatakan banyak hal padamu. Aku tahu kamu berpikir kalau peringatan yang aku berikan sama sekali tidak masuk akal." Ternyata Saint sadar kalau peringatan dia sangat konyol.
Perth tertegun pada kekasihnya, "Hanya saja apa aku boleh bicara dengan bapak atau bu dosen phi?" Dia akan mencoba membujuk Saint supaya dia diizinkan bersosialisasi dengan orang lain.
"Ya, tapi bicaralah seperlunya sesuai dengan yang kamu butuhkan."
"Lalu bagaimana jika nanti bapak atau bu dosen memberikan tugas kelompok. Tidak mungkin kan aku mengerjakannya seorang diri." Sambung Perth sebenarnya ingin mengatakan kalau permintaan Saint itu konyol hanya saja dia tidak berani, takut Saint marah.
"Baiklah, tapi hanya sebatas mengerjakan tugas kelompok." Jawab Saint setelah berpikir sejenak.
"Phi, Rasanya tidak mungkin jika aku tidak bicara pada siapapun, terlebih pada mahasiswa mahasiswi yang sekelas denganku."
Saint melirik Perth, "Bagaimana tidak mungkin. Kamu cukup datang, duduk dan diam mendengarkan perkataan dosen. Selesai habis itu pulang."
"Tapi phi, banyak teman banyak juga relasi yang akhirnya memudahkan aku tuk mendapatkan pekerjaan. Aku tidak ingin selamanya menjadi pelacur phi."
"Mengenai pekerjaan, begitu kamu tamat kuliah, kamu bisa bekerja sebagai sekretarisku. Gampang kan!" Ada saja jawaban Saint tuk membuat Perth tidak bicara pada siapapun.
Perth menghela nafas panjang nan berat, kekasihnya semakin lama semakin mengekangnya. Mungkin inilah salah satu penyebab Mai selingkuh.
"Tapi phi..."
"Jangan membantah lagi Perth, atau jangan-jangan kamu mau menjual diri? Uang saku dariku masih kurang?" Potong Saint menohok. Seharusnya Perth mengangguk patuh seperti biasanya. Lihatlah sekarang, pada akhirnya Saint kembali menghina Perth.
"Aku memang pelacur phi, tapi aku tahu tempat untuk menjual diri. Ini di kampus, jadi mana mungkin aku menjual diri di kampus phi," Perth memperlurus perkataan Saint, dia sakit hati.
"Justru di kampus ini banyak yang menjual diri. Bahkan ada yang menjual diri demi mendapatkan nilai tinggi. Kamu pria, jadi walaupun kamu bercinta dengan banyak pria aku tidak akan tahu." Apakah Saint tidak tahu kalau perkataan nya ini sangat menyakitkan bagi yang mendengar. Saint bahkan bicara tanpa ekspresi seperti biasa. Dia memang dingin tapi tidak begini juga kan Saint?
Memang benar apa yang dikatakan oleh Saint itu sesuai dengan kenyataan tapi dia tidak bisa juga menyamakan kekasihnya dengan pelacur lain.
"Sudahlah, capek bicara dengan phi. Ujung-ujungnya selalu menyerempet pada pekerjaanku. Dikit-dikit pelacur, pelacur beginilah, pelacur begitulah..." Sepertinya Perth tidak tahan lagi karena sedari tadi dia terus membalas semua perkataan Saint.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On 🔞
Fanfiction"My sweet and caring side is reserved just for you." ❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️ ⏩ LGBT area☠️ so, HOMOPHOBIA dilarang mendekat. ⏩Area dewasa🔞 ⏩Kapal hantu bertaburan ☠️, jangan harap kapal benar berlayar disini. ⏩TYPO & kata yang hilang bertebaran. ⏩ Updat...