19 : Side B

166 30 14
                                    

Ketika Perth sampai di rumah, dia tersenyum karena lampu rumah sudah menyala. Dia pikir Saint sudah pulang.

Perth pulang diantar Mark.

Perth bergegas masuk ke dalam rumah, klik' suara pintu tertutup.

"Phi, aku pulang!" Seru Perth semangat seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh arah tapi tak dia jumpai Saint, "Mungkin phi Saint di kamar." Batinnya berkata-kata segera melangkah cepat menuju kamar.

Baru saja dia menaiki anak tangga yang keempat terdengar suara yang berkata, "Siapa kau?" Itu suara perempuan yang membuat Perth segera menoleh ke belakang. Wanita itu membawa segelas susu hangat, sepertinya dia mau duduk santai di ruang tengah.

Wanita itu sangat mirip dengan Saint.

"Perkenalkan phi, namaku Perth Tanapon, aku..."

"Ouh jadi kau pelacur yang tinggal di rumah ini selama setahun." Potong dia santai. Dia tahu Perth itu pelacur dari ART rumah ini yang setiap sore selalu pulang.

Sampai sekarang Saint belum memperkenalkan Perth kepada khalayak ramai secara resmi kalau Perth itu bukan pelacur tapi kekasihnya.

"Aku Sheena Suppapong, kembarannya Saint. Sedangkan pria itu Frank Thanatsaran, si bungsu dalam keluarga kami." Terang dia pada Perth yang kini hanya bisa memberi salam kepada mereka.

"Sepertinya phi Saint tidak memberitahu dia kalau kita akan menginap di sini." Ujar Frank sambil mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk. Dia baru saja selesai mandi.

"Memangnya harus? Diakan hanya pelacur." Tanggap Sheena seraya berlalu menuju ruang tengah meninggalkan Perth yang kini terpaku di sini.

Ada banyak hal yang tidak Saint katakan dan ada banyak hal yang dia lupakan.

"Maafkan phi Sheena ya, mulutnya memang tajam, tapi orangnya baik kok." Jelas Frank ramah hanya dibalas anggukan kepala oleh Perth.

Ini memang pertama kalinya Saint membawa pelacur ke rumahnya, tapi walaupun begitu bukan pertama kalinya bagi mereka bertemu dengan pelacur yang Saint sewa. Mereka sudah terbiasa oleh karena itulah mereka tidak kaget ketika bertemu dengan Perth. Sudah biasa.

"Ya sudah, kalau begitu kamu bisa melanjutkan kembali aktivitas mu." Ujar Frank lagi-lagi dibalas anggukan kepala oleh Perth.

Dia pernah bertemu dengan Frank, benar. Mereka satu kampus. Hanya beda fakultas dan angkatan.

"Kamu pendiam ya, tidak seperti pelacur phi Saint yang biasa dia sewa. Tapi aku suka." Mungkin dia tidak bermaksud apapun hanya saja perkataan yang tidak ada maksud apapun itu berhasil menusuk sanubari Perth.

"Aku bukannya pendiam, hanya saja aku tidak tahu harus bicara apa dengan orang yang baru pertama kali aku temui." Jujur Perth tetap ramah pada Frank yang kini tertawa kecil.

"Kau benar-benar lucu." Ujar Frank lantas ponselnya berdering membuat di segera pergi dari sana sambil mengangkat panggilan tersebut.

Begitulah pertemuan pertama Perth dengan kedua saudara Saint, kikuk.

⏩⏩

Perth tidak keluar kamar, dia merasa canggung berkumpul bersama Sheena dan Frank. Oleh karena itulah malam ini dia menunggu Saint di kamar.

Ada banyak hal yang Perth pikirkan saat ini. Kenapa saudara Saint masih menganggap dia sebagai pelacur? Memangnya Saint belum cerita tentang dia pada kedua saudaranya?

Perth tertawa getir, dia ingat kalau hubungan asmara mereka masih dirahasiakan. Saint tidak ingin orang lain tahu kalau dia dan Perth itu sepasang kekasih. Mungkin Saint malu punya kekasih pelacur atau dia yang memang mau bikin surprise. Entahlah, apapun itu... semakin ini dibiarkan berlarut-larut hanya akan membuat luka Perth semakin terkoyak lebar. Sebab pada posisi ini hanya Perth seorang yang menjadi pihak yang di rugikan, sementara Saint tidak.

Life Goes On 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang