49 : Waktupun Berlalu...

393 28 19
                                    


Selama tinggal bersama dengan Pond, perasaan Phuwin pada Pond semakin dalam, semakin sulit bagi dia untuk lepas dari jeratan cintanya pada Pond. Itu cinta pertamanya, dan itu sangat menyedihkan.

Sekalipun pada akhirnya dia berhasil membuat Pond menikahi, namun pada kenyataannya itu hanya pernikahan kontrak. Pernikahan yang dilarang keras untuk saling menyukai satu sama lain, tentu mau tidak mau Phuwin harus memendam perasaannya kepada Pond.

Meski terkadang Phuwin berharap ending pernikahannya dengan Pond berakhir dengan saling jatuh cinta, lalu memutuskan tuk hidup bersama selamanya atau dalam kata lain tidak ada perceraian dalam pernikahan mereka.

Namun, itu hanyalah angan karena pada kenyataannya. Sebab sampai sekarang, Phuwin belum juga berhasil membuat Pond menyukainya, semua masih berjalan sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak yang berlaku.

Sementara Nanon, tepat setelah Mark memberitahu Nanon perihal Perth yang sudah menikah, dia bersusah payah move-on dari Perth. Karena nyatanya ... perasaan Nanon terhadap Perth lebih dalam dari yang pernah dibayangkannya.

Nanon yang saat itu masih sangat muda, tak henti-hentinya mengingatkan diri sendiri bahwa dia harus segera melupakan Perth yang sudah berpunya. Dia berharap, jika suatu hari dia bertemu kembali dengan Perth, mereka sudah bertemu dengan versi terbaik yang sudah berbeda.

Tuk melupakan Perth, dia sampai mengisi waktunya dengan kesibukan yang padat agar dirinya tidak punya waktu untuk memikirkan Perth. Selain itu, Nanon berusaha meyakinkan diri bahwa tujuannya hidup di dunia ini bukan untuk mencintai Perth seorang melainkan tuk mencintai diri sendiri.

Sekarang, tujuh tahun telah berlalu dan bisa dikatakan Saint sudah nyaman dengan kehidupannya yang sekarang. Walaupun dia belum berhasil move-on dan masih mencari keberadaan Perth, namun kejiwaannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Bisa dikatakan dia sudah sembuh. Hanya saja dia dirinya masih mengharapkan Perth agar kembali ke sisinya. Entah karena cinta atau ada lain, yang jelas Perth masih bertahta di hatinya.

Benar. Selama tujuh tahun ini, usaha Saint untuk Move-on dari Perth berakhir sia-sia.

Sudah tiga kali ponsel Saint berdering, lantas dia angkat karena itu telepon dari kembarannya.

"Halo Sena," Sapa Saint untuk Sena yang ada di ujung telepon sana.

"Iya, phi."

"Maaf ya, aku baru sempat pegang hape soalnya tadi lumayan sibuk," Jelas Saint

"Iya, aku tahu kamu pasti sibuk. Tapi saat ini aku butuh banget bantuan mu. Maaf ya, aku gak kirim chat tapi malah langsung telepon."

"Emang kamu mau minta bantuan apa?"

"Kamu udah pulang?" tanya Sena kemudian. Siapa tahu Saint belum pulang sehingga sulit bagi dia untuk minta tolong.

"Masih beres-beres, sih. Sebentar lagi pulangnya. Kenapa, hembn?"

"Hmm, gimana ya bilangnya? Aku mau repotin kamu lagi, phi" Sesal Sena. "Maaf banget," sambungnya.

"Na Jaemin dan Felix Lee, ya?" Tebak Saint.

"Ya, benar, sampai hafal ya kamu, phi."

Jaemin dan Felix adalah anak kembar yang Sena lahirkan dari pernikahan dia dengan Mew.

"Bisakah kamu menjemput mereka, phi? Aku pulangnya agak terlambat karena harus lembur." Jelas Sena yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, memang susah menjadi wanita karir walaupun pundi-pundi keuangan tidak pernah kekurangan namun waktu bersama dengan keluarga terpaksa di cut off.

"Oke, aku juga udah lama gak main sama mereka," Jawab Saint tidak keberatan menjemput keponakannya.

"Makasih ya, Phi."

Life Goes On 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang