10 : Salting

386 44 6
                                    

Aku agak lupa siapa saja pemerannya, dan aku juga malas tuk membaca ulang.

Bagi yang masih ingat, apakah di fanfic ini sudah muncul karakter War Wanarat?

Jika belum, maka aku mau menjadikan dia sebagai karakter yang berperan sebagai dokter pribadi keluarga Saint.

Terus minta saran juga, mengingat Saint punya kembaran wanita, dan aku juga bingung mau pasangin sama siapa tuh kembarannya. Jadi mohon saran saja, kira-kira siapa pria yang cocok tuk menjadi pendampingnya.

Lalu pria mana yang cocok menjadi Seme Frank Thanatsaran? Atau aku buat saja si Frank straight?

⏩⏩

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Ini masih jam 4 pagi, jadi wajar jika manusia masih tertidur lelap dibawah selimut hangatnya. Yah sangat wajar, yang tidak wajar itu datang bertamu di jam segini. Sepertinya yang dilakukan oleh Mai.

Ding dong!
Mai kembali membunyikan bel pintu tetapi tidak ada yg menjawab.

Ding dong!
Ini sudah ketiga kalinya Mai memencet bel.

Suara bel itu ternyata berhasil sampai ke telinga dua insan yang masih tertidur lelap. Seperti biasa, Saint bertelanjang dada sambil memeluk Perth. Dua insan itu bangun karena mendengar suara bising bel pintu yang terus menerus berbunyi mengganggu tidur mereka.

"Aarrgghh siapa sih itu?!" Rutuk Saint kesal setengah sadar. Sedangkan Perth sudah duduk sekalipun nyawanya belum terkumpul.

Ding dong!

"Sialan! Orang gila mana yang datang bertamu di jam segini?" Rutuknya seraya duduk.

"Gak usah bangun! Biar aku yang buka pintu, kamu tidur aja!" Titah Saint kepada Perth yang sudah bersiap-siap untuk turun dari kasur.

Perth mengangguk sembari merebahkan kembali tubuhnya tanpa bantahan karena dia tahu prianya paling benci di bantah.

Kini Saint beranjak dari kasur dengan tergesa gesa bercampur kesal. Dia berjalan menuju pintu dengan perasaan yang bukan main mendongkolnya.

Sebelum dia buka pintu, dia cek dulu siapa yang datang bertamu di jam segini. Siapa tahu yang datang itu perampok.

Begitu sudah tahu siapa yang datang, baru dia buka pintu.

Mai terkejut melihat Saint keluar bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer warna hitam ketat sehingga kejantanan Saint tercetak jelas. Sexy.

Sementara itu Saint belum mengizinkan Mai masuk kedalam rumah sekalipun saat ini suhu dingin. Dia berdiri di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Jangan lupakan raut wajahnya yang gelap dengan tatapan mata yang tajam menelisik setiap inchi wanita di hadapannya.

"Apa kamu tahu ini jam berapa?" Sungguh datar tak bersahabat nada bicaranya.

"Tahu!" Respon Mai horor dengan Saint yang tidak ramah.

"Kalau tahu kenapa kamu masih bertamu di jam segini? Otakmu hilang setelah melahirkan?"

Tes, tes...
Mulut kasar Saint malah membuat wanita cantik di hadapannya ini menangis, tapi bukan Saint kulkas 1001 pintu namanya jika dia kasihan.

Saint berdecak kesal diiringi dengan hati nurani yang semakin tipis. Sekalipun wanita cantik itu pernah mewarnai hari-harinya, dan menempati hatinya. Tapi tetap saja dia sudah menjadi mantan. Lalu tidak ada dalam sejarah hidup Saint beramah tamah dengan mantan apalagi sampai balikan dengan mantan. Karena hanya pemulung yang memungut barang bekas.

Life Goes On 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang