Pulang dari kafe, Sunghoon membawa Yejun yang sudah pulas ke kamar dan diikuti Isa.
Menggantikan baju biasa pada si anak agar tidurnya tidak terganggu.
"Taruh tengah lah?" ujar Isa saat lakinya malah meletakan Yejun di dekat tembok.
"Enggak ah, aku juga mau tidur sambil peluk kamu."
Isa mengerling malas, "Kasih bantal di pojoknya biar gak kebentur nanti."
"Iya."
Memang, beda banget hidup mereka berdua waktu dulu dulu sama sekarang. Ekhem, uwu gitu kan.
"Gimana kantor hari ini?"
Mulai dengan obrolan singkat sebelum tidur dan pastinya membuat Sunghoon tersenyum simpul.
"Biasa aja, kemarin juga ada kejadian heboh." kata Sunghoon yang mulai mengantuk karena usapan di rambutnya.
"Tau gak babe?"
Isa melirik Yejun yang terusik pelan. Juga mengusap rambut si anak yang menghalau wajah. "Apa?"
"Dawit kemarin nembak eh gak maksudnya lamar salah satu karyawan di kantor."
"Siapa siapa?"
Semangat karena Isa dulunya emang sekretaris pribadi Sunghoon, ya kira kira sekitaran 3 tahun sih.
"Sangah."
"What? yatuhan, akhirnya terkabul juga keluhan dia."
Sunghoon mengernyit dan sedikit mendongak, "keluhan?"
"Iya. Dia kalo lagi main ke kafe, ngeluh pengin punya suami gitu. Pulang kerja pengin peluk orang."
"Idih." julid si lelaki, "tapi Dawit juga gitu sih, dan ya aku ledek ujung ujungnya."
"Hm? gimana?"
Sunghoon melingkarkan lengan diatas perut istrinya, sempat pula mengelus bagian sana.
"Tolong pak tangannya."
Isa jadi was was juga kan. Heran, makin ke sini tingkahnya ada aja. Kan, dia keliyengan dewek (sendiri).
"Aku ledek gini, "gue nih pulang pulang ada istri yang menanti, emang lo? mbok yura yang nanti iya." Gitu."
"Bener bener, kurang ajar."
Obrolan itu berlanjut sampai 30 menit dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10.25.
"Besok libur, waktunya istirahat. Jangan pegang berkas sama laptop pokoknya."
Sunghoon mengangguk dalam pejaman matanya. Karena badannya juga sangat lelah.
"Tidur sekarang, mulutnya kunci dulu." cetus Isa seakan tau Sunghoon akan membuka mulutnya lagi.
Dibalas kekehan kecil, "iya iyaaa gud malem bunda." lelaki itu juga mengeratkan lengannya.
"Heeum."
---
adoh, kita uwu uwuan dulu, besok besok gatau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Young Fience
Fanficjadi intinya, kita sama sama nerima © 2021, planetjendral