Sunghoon ada dirumah Isa sekarang. Karena si gadis tengah datang bulan, juga mengeluh sakit.
"Biasanya emang sakit gini?" Sunghoon khawatir.
Isa menggigit bibirnya menahan sakit. "Iya."
"Duh, cara biar sakitnya ilang gimana?"
"Minum air anget."
Sontak Sunghoon berdiri dan beranjak keluar dari kamar Isa, untuk mengambil air hangat.
Isa bodoamat, perutnya udah sakit banget ini. Badannya juga ikut tremor.
"Nih, nih minum dulu."
Dengan tangan yang bergetar Isa menerima segelas air hangat itu. "Makasih."
Sunghoon diam, memperhatikan si gadis. Ia juga mengusap keringat dikening Isa dengan punggung tangan.
"Udah jam tujuh kurang, sekolah gih." ujar Isa seraya melirik jam,
"Lo gimana?"
Isa mengambil ikat rambut untuk mengikat rambutnya jadi satu. "Gapapa, bentar lagi juga sembuh."
"Bener?"
"Iyaaa, sana berangkat."
Sunghoon menghela nafas pelan. "Mau ikat rambut."
"Hah? buat apa?"
"Gak buat apa-apa, cepet bagi satu."
Isa heran tapi tetap mengambil satu ikat rambut berwarna hitam diatas nakas.
"Nih,"
Sunghoon menerima dengan senang. Ia menjadikan ikat rambut itu menjadi gelang ditangan kirinya.
"Oke, gue berangkat. Lo baik-baik, kalo mau apa-apa kabarin gue."
Isa mengangguk mengiyakan, "Iyaaa, hati-hati lo."
Setelah Sunghoon beranjak ke sekolah, Isa membaringkan diri karena tubuhnya masih sedikit lemas.
Sampai di sekolah Sunghoon mampir ke kelas sebelah, kelas Isa untuk mengantar surat ijin.
"Minhee!"
Oknum yang terpanggil dengan cepat berjalan mendekat Sunghoon, "Tumben lo kemari, ada apa?"
"Ini, gue nitip surat punya Isa."
Minhee mengambil suratnya, "Ngapa dah itu anak? sakit?"
"Iya, nitip yo. Gue kelas dulu."
"Iyoo!"
Sunghoon langsung masuk dalam kelas karena bel pelajaran akan segera berbunyi.
"Eh Hoon," panggil Jiyoon dari meja depan.
"Apa?"
Jiyoon menipiskan bibirnya, "Tadi Eunjo nyari elo, udah gue usir tapi dia kekeh mau nemuin lo."
"Duh gini nih resiko punya muka ganteng."
Jiyoon menganga dan dengan cepat ia mencubit lengan Sunghoon ini.
"Adaw! sakit!"
"Ngeselin lu!"
Sunghoon tertawa, "Maap, yaudah nanti gue urus si Eunjo."
"Gak! lo gak boleh ngurusin itu bocah! udah nanti gue sama yang lain aja,"
Laki-laki itu mengerutkan kening, "Lah? kaga usah, ini kan masalah gue."
"Sunghoon dengerin, gue tau kalo lo sama Isa udah tunangan. Jadi kalo Isa tau, elo ngurusin si ular, nanti pasti Isa bakal marah."
Sunghoon menahan nafasnya sebentar, "Lo tau darimana?"
Jiyoon menunjuk cincin dijari Sunghoon dengan dagu, "Lo pikir aja lah, gue kan apa-apa teliti sama aksesoris anak 02 epic."
"Iya juga."
Jiyoon melihat sekeliling. "Anak 02 epic juga udah tau, tapi mereka diem aja."
"Ya bagus lah mereka diem, daripada koar-koar."
"Ya ya."
Pembicaraan selesai karena bel berbunyi dan guru yang akan mengajar telah datang.
---
Jadi untuk 'bulanan' itu diambil dari cerita aku sendiri. Iya kalo lagi, pasti badanku tremor.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Young Fience
Hayran Kurgujadi intinya, kita sama sama nerima © 2021, planetjendral