Pills

10.4K 911 38
                                    

Naya's POV

"Liam! Naya! makanan sudah datang!" seruan seseorang dari arah belakang Liam berhasil membuatku dan lelaki didepanku ini menolehkan kepala kami bersamaan.

"Baiklah, Sophia!" balasku dengan sedikit berteriak pula, yang kemudian kembali mengalihkan pandanganku pada Liam, "Ayo, Li."

Ia pun mengangguk dan berjalan tepat di sebelahku hingga kembali ke meja bernomorkan 15 tersebut.

"Kau duduk disini saja, Nay." ujar Niall sembari menepuk-nepuk pelan kursi di sebelahnya.

Oh, sial.

Aku menyesal telah beranjak dari tempat dudukku beberapa waktu lalu.

Kini Niall menyuruhku untuk duduk di sebelahnya--oh bukan itu masalahya. Ia menyuruhku untuk duduk tepat di depan Perrie dan Zayn.

Kursi awalku telah berpindah alihkan pada Lou dan Lux yang baru saja datang kemari. Padahal menurutku, tempat itu cukup nyaman karena tidak begitu dekat dengan Zayn, tetapi dapat tetap melihat wajah tampannya.

"Naya?"

Pun aku berdeham saat menyadari diriku yang sempat terdiam sejenak karena ragu untuk menduduki tempat tersebut.

"Ah--iya , Ni." dengan perlahan aku menarik kursi disamping Niall, mendudukinya, dan kembali mendekatkannya dengan meja.

"Kau tidak memakannya? jika kau tidak mau, untukku saja." tangan kanan Niall menyambar dengan kilat satu kentang goreng yang terlihat lezat didepanku kini. Yeah, aku memesan sebuah steak dengan beberapa kentang serta sayuran sebagai pelengkap.

Aku segera mencegat tangannya yang berniat mengambil kentang milikku untuk kedua kalinya, "Hey! aku akan memakannya, Niall!"

"Lagi kau hanya mendiamkannya saja sejak tadi. Dan eh--tanganmu dingin sekali." sontak aku segera melepaskan sentuhan tanganku dari tangannya saat sebelumnya mencoba menghentikan aksi pencuriannya tadi.

"Kau kedinginan?"

Zayn's POV

"Kau kedinginan?" pertanyaan yang dilontarkan oleh Niall untuk Naya itu berhasil membuatku mengalihkan pandanganku padanya.

Ya, keduanya kini tengah duduk tepat didepanku. Atau lebih tepatnya, Naya duduk di depan Perrie,dan Niall duduk didepanku.

Dapat terlihat olehku ketika Naya kembali menarik tangannya dari tangan Niall. Dan menyembunyikannya di bawah meja.

Gadis itu benar-benar kedinginan, hm?

"Uh--tidak. Tadi aku hanya.." ia menggantungkan kalimatnya sesaat seraya memainkan bola matanya dan menggigit bibir bawahnya, "Ah! aku hanya bermain dengan air mancur itu tadi. Dan yeah--airnya sangat dingin." Naya menggerakkan sedikit kepalanya untuk menunjuk ke arah letak air mancur yang dimaksud.

"You sure?"

Ia pun mengangguk dengan cepat yang kemudian mulai meraih sebuah pisau dan garpu untuk segera menyantap makan malamnya.

Entahlah, kurasa wajahnya memang sedikit berbeda saat ini. Bibir mungilnya itu terlihat seakan membiru pucat. Jari-jari tangannya pun terlihat sedikit bergetar.

"Zayn, apa yang sedang kau lihat? cepatlah makan makananmu." Perrie yang kini berada disebelahku segera mengalihkan pisau dan garpu ditangannya untuk memotong daging panggang yang tersedia di depanku.

Aku pun sontak memalingkan pandangan ke arah daging lezat pesananku dan memakannya. Membuat Perrie kembali dengan makanan miliknya sendiri.

Aku makan dalam diam. Entah apa yang sedang kufikirkan hingga membuatku tidak berselera untuk berbincang seperti yang lainnya.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang