She's back

9.2K 869 94
                                    

Thank you for all your vomment(s) guys! itu sangat-sangat-sangat membuatku bersemangat!huehehe:D

Enjoy!

--

Naya's POV

"Kau bukan pembohong yang baik, Nayalla." bisikkan seseorang dari arah belakangku berhasil membuatku terkesiap, hingga menjatuhkan sebuah garpu yang baru saja kuambil untuk memakan roti berselai strawberry dari piring yang tengah kutopang.

Dengan tergesa-gesa aku berjongkok untuk mengambilnya, yang lalu kembali berdiri. Membalikan tubuhku dan mendapatkan lelaki berambut keriting sedang tersenyum miring menatapku sembari membawa segelas jus jeruk di tangannya.

"A-apa maksudmu, Harry?"

Ia tidak menjawabku. Melainkan menarik lebih lebar senyumannya dengan memasukkan tangan kirinya ke saku celana, kemudian berlenggang pergi meninggalkanku seraya meneguk minumannya.

Aku mengernyitkan dahi ketika melihat punggungnya yang menjauh dari tempatku berpijak.

'Semoga saja ia tidak mecurigai alasanku.' batinku berharap.

Aku menggelengkan kepala beberapa kali mencoba membuang fikiran tersebut. Membalikan tubuhku untuk kedua kalinya untuk mengambil segelas susu putih yang semulanya telah siap di atas meja penyedia minuman. Mengambilnya dan segera kembali ke meja makan yang telah diduduki oleh para the boys serta dua orang kekasihnya.

Seperti sebelumnya, aku duduk di samping Harry. Sesungguhnya aku ingin menanyakan lelaki bermata hijau di sampingku ini tentang perkataannya tadi. Hanya saja, kupikir lebih baik aku tidak membicarakannya lagi, melihat tingkahnya yang terlihat biasa saja seakan tidak mengatakan apapun padaku.

Aku mulai menyantap sarapanku, diiringi dengan perbincangan beberapa orang yang telah menyelesaikan makanannya.

Sekitar setengah jam berlalu, aku, Sophia, dan Ele kembali ke kamar kami untuk mengemasi barang-barang. Begitupun dengan yang the boys lakukan.

Aku memutuskan untuk segera mandi, mengingat malam tadi aku tidak sempat membersihkan diri. Kini aku memilih kaus berwarna peach polos yang terlihat longgar di tubuhku, serta sebuah celana pendek berwarna putih.

Tidak ingin merasa risih, aku menguncir rambutku dengan rapih. Mengoleskan sedikit bedak serta lipbalm hingga memenuhi bibir mungilku.

Setidaknya aku tidak membutuhkan waktu lama untuk bersiap. Semua barang-barang bawaanku juga telah kukemas dengan sempurna.

"Naya!" aku tersentak saat melihat Ele yang datang secara tiba-tiba di belakangku melalui cermin yang berada di depanku.

"Ada apa, El?" pun aku membalikan tubuhku hingga menghadapnya.

Ia menyeringai lebar dan mengulurkan kedua tangannya ke arahku. Membuat kerutan di dahiku muncul akibat perilakunya yang tidak kuketahui tujuannya.

"What?" tanyaku sembari menaikan kedua alisku.

"The letter." aku terdiam sejenak untuk mencerna perkataannya.

OH GOSH!

Surat itu! bagaimana aku bisa melupakannya?!

Aku beranjak dari tempatku menuju salah satu tas yang kubawa, mengambil celana jeans yang kukenakan kemarin. Karena seingatku, aku menyimpannya di saku belakang celana tersebut.

"It's gone." gumamku dengan tubuh yang menegang. Aku terduduk di lantai berlapis karpet dengan punggung yang bersandar di ranjang. Mengusap kasar wajahku, aku kembali mengeledah satu persatu tempat yang mungkin menjadi tempat amplop tersebut berada.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang