Get Enough

12.6K 951 233
                                    

Author's POV

Naya melangkahkan kakinya perlahan ke belakang, memutuskan untuk mendengarkan perbincangan Zayn dan Perrie dengan mengamatinya secara diam-diam dari balik pintu.

"Ya! aku ingin kita berakhir!" seru wanita berambut ungu itu di hadapan Zayn. Naya membelalakan matanya lebar ketika mendengar dengan jelas pernyataan wanita tersebut.

"Ada apa denganmu, Perrie?!"

"Ini semua karna kau!"

"Aku? apa yang salah denganku, huh?!"

"Gadis jalang itu! Kau terlalu dekat dengannya! Apa kau tidak mengerti perasaanku, Zayn? Aku lelah jika harus terus seperti ini! Apakah kau sadar bahwa ia tidak pantas untukmu?! Kau jauh berderajat tinggi di banding dirinya yang hanya gadis biasa!"

"Bisakah kau berhenti menyebutnya dengan 'gadis jalang'?!"

"Lihatlah! bahkan kini kau membelanya."

Terlihat Zayn yang mengusap kasar wajahnya frustasi, "Kau tahu, semua ini hanya karna perjodohan bodoh yang dibuat oleh kedua orangtua kami. Aku tidak benar-benar--ugh! menyukainya!"

Sungguh, kali ini terlalu berat untuk menahan sesak bagi Naya setelah mendengar ucapan Zayn. Air matanya jatuh dengan sangat mulus di pipi kirinya, bahkan tanpa mendapat izin dari pemiliknya.

Walau Naya sudah mengetahui kebenaran bahwa Zayn tidak menyukainya sejak awal, entah mengapa kini terasa begitu menyakitkan saat mendengarnya langsung dari bibir lelaki itu.

"Awalnya, kau bilang bahwa tak masalah jika perjodohan ini berlangsung. Karena kaupun tahu, aku tidak akan meninggalkanmu. Tetapi ada apa denganmu sekarang, Perrie? Atau.. lelaki itu? Rick? Kau menyukainya, huh?"

"Ya! aku menyukainya! Dan semua karena KAU!"

"Kau gila, Edwards!"

Seketika tamparan keras mendarat di pipi Zayn. Membuat lelaki berdarah Pakistan-Inggris tersebut memegangi pipi hasil tamparan wanita didepannya dengan tangan kanannya.

"AKU MEMBENCIMU DAN GADIS PERUSAK HUBUNGAN ITU! WE'RE DONE!"

Melihat Perrie yang berjalan mendekati pintu, Naya kembali melangkah mundur dan segera berlari dengan cepat agar tidak terlihat.

Ia berlari menuju parkiran mobil--melanjutkan tujuan awalnya, yaitu mengambil ponselnya yang tertinggal. Memasuki mobil, Naya memilih untuk menetap di dalamnya dan berdiam diri.

Sesungguhnya, Naya tidak sepenuhnya berdiam diri. Ia hanya ingin membiarkan butiran-butiran kristal yang selalu tertahan di pelupuk matanya, untuk keluar dari tempatnya saat ini.

"Apakah aku benar-benar merusak hubungan mereka?" gumam Naya dengan deraian air mata yang terus mengalir di kedua pipinya.

Tatapannya kosong entah kemana. Jari-jarinya beradu di depan tubuhnya, diiringi dengan gigitan bibir bawah untuk mengurangi rasa sesak di dalam dirinya.

Butuh beberapa saat hingga akhirnya Naya memutuskan untuk meninggalkan basecamp One direction, dan tidak ikut bergabung dengan para lelaki tampan yang berada di dalam untuk makan siang bersama.

Meraih ponselnya, ia mengetik sebuah pesan untuk dikirimnya pada Liam.

To: Liam Payne

Li, I'm so sorry to say this.. But, i have to go now, and I couldn't eat lunch with you all. Aku harus mengurus sesuatu. Jika Niall menginginkan bagianku, ambilah. Aku akan membeli makanan untukku sendiri nanti.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang