Sweet

9.5K 832 146
                                    

"I'm happy to hear that, sugar."

"I'm sorry, Cam.."

"Why? did you do some mistakes?"

"Um.. malam itu kau mengatakan bahwa--"

"I love you, hm?"

"Y-ya."

"Oh astaga, Naya. It's ok. I said i love you, but i don't force you to love me back. I love you because i want to protect you, not to have you. If you love Zayn, what could i do? It's your heart, girl. I can't predestine it."

"S-sorry.."

"If you say that word again, i'll really hate you."

"Uh--baiklah."

"Take care of you, promise me? if he do the stupid things again to you, just tell me. I'm gonna make him stuck in the ground."

"Hahaha! thanks a lot, Cameron. I'm glad to met you."

"Me too."

"Take care of you too."

"I will."

Gadis itu menaruh ponselnya di atas nakas kecil setelah mendapat lawan bicaranya yang menutup sambungan telfon terlebih dulu karena sebuah kesibukan yang harus dikerjakannya di sebrang sana.

Ia menghelas nafas panjangnya sekali lagi, mengistirahatkan tubuhnya yang terasa cukup lelah akibat rutinitas mahasiswinya dan pula kunjungannya ke basecamp one direction sore tadi.

"Hey." terdengar suara decitan pintu yang membuatnya memutuskan untuk menegakkan tubuhnya kembali. Menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk, ia mendapatkan seorang lelaki tampan yang kini melangkah mendekat ke arahnya.

"Oh, hi." ia sedikit menggeser tubuhnya, mempersilahkan lelaki tersebut untuk ikut terduduk di ranjang yang tengah ia tempati.

"Mengapa kau tidak tidur, Nay?"

"Entahlah.. hanya tidak dapat terlelap. Kau?"

"Tidak mengantuk."

Menganggukan kepalanya beberapa kali, Naya memilih untuk memainkan jari-jarinya agar dapat menghilangkan perasaan gugup yang tiba-tiba saja menimpanya.

"Um, Zayn.."

Lelaki itu berdeham seraya menaikan kedua kakinya dan menyilangkannya seperti yang dilakukan oleh gadis di depannya kini--keduanya saling bertatapan dengan jarak yang terbilang cukup dekat.

"Apakah yang dikatakan Louis benar?"

"Hm?"

"K-kau.. mabuk, tidak makan dengan teratur, selalu melamun, dan mengurung diri. Apakah benar?"

"Ah--itu, t-tidak. Aku hanya.. yeah, kau tahu.. terkadang, untuk menghilangkan suatu pikiran yang--"

Ucapan Zayn seketika terhenti saat menyadari kedua tangan mungil yang melingkar di tubuhnya dengan kilat.

"You dumb." lirih seorang gadis yang menenggelamkan wajahnya di dada Zayn, "Kau bodoh, Malik! Apa yang kau pikirkan hingga melakukan hal-hal gila seperti itu?! pantas saja kau terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Ugh! m--hiks--mengapa kau menyiksa dirimu sendiri?!"

"Hey, hey." Zayn menjauhkan tubuh gadis itu dengan lembut. Mencoba melihat wajah Naya yang saat ini tertutupi oleh telapak tangannya, "Mengapa kau menangis, Naya?"

"K-kau! mengapa kau menjadi--hiks--seperti yang dikatakan Louis?!"

Menarik pelan tangan Naya yang menutupi wajahnya, Zayn segera mengenggam erat kedua tangan tersebut.--tidak peduli dengan air mata yang cukup membasahi tangan gadis itu.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang