Minimarket

10.4K 943 104
                                    

HUAAA MAAF BANGET AKU TELAT LAGI UPDATENYAAA HUHU:(
aku abis ngurusin kelulusan dan macem2 buat ke sma jadii selaluu telat terus kaya ginii:( haaa maaf banget yaa:(

Btw, aku baru aja ganti cover ff inii loh huehe^^ wdyt, guys?:D

-

Author's POV

Pertanyaan Zayn seakan membuat seluruh tubuh Naya membeku tak dapat digerakkan, atau hanya sekedar berbicara.

"A-apa yang kau--"

"Kau mengerti maksudku." lagi, Naya membisu karena ucapan Zayn. Kedua matanya tidak dapat lepas dari mata hazel milik lelaki itu yang terlihat seperti mengitimidasi dirinya.

"Zayn!" sontak kedua insan tersebut menolehkan kepalanya kepada seseorang yang menyerukan nama sang pria.

Ele tengah berdiri di samping kursi yang diduduki oleh Zayn dan Naya. Memandang keduanya bergantian dengan ponsel genggam di tangannya.

"Lihat ini." dengan cepat, Ele mengarahkan ponsel miliknya ke arah Zayn. Merasa penasaran, pun Naya ikut mengalihkan pandangannya ke layar persegi panjang itu.

Dengan satu gerakan, Zayn mengambil alih ponsel Ele untuk melihatnya lebih jelas.

"Edwards!" geramnya dengan kedua tangan yang terkepal kuat, serta rahangnya yang mengeras.

Naya memainkan bola matanya mengingat seseorang di foto tersebut, "Bukankah lelaki itu.."

"Ya, lelaki itu adalah lelaki yang sama seperti tempo lalu." sela Ele yang membantu Naya mengingat.

Naya mengangguk beberapakali dan segera menolehkan kembali kepalanya ke arah Zayn. Terlihat Zayn yang tengah menggertakan giginya menahan amarah. Nafasnya terdengar sedikit memburu. Pula dengan kedua matanya yang tak berpindah dari layar ponsel milik Ele.

"Trust Perrie, don't trust this." ujar Naya berusaha membuat Zayn lebih tenang dan tidak berfikiran buruk pada wanita berambut ungu itu.

Tidak ada balasan dari Zayn, seperti biasanya. Naya menghela nafas panjang, memindahkan pandangannya ke arah Ele yang menggeleng pelan setelah Naya menoleh ke arahnya.

Naya berucap tanpa mengeluarkan suara. Hanya dengan gerakan mulutnya yang berkata, "Why did you tell him?!"

Pun dengan Ele yang membalas Naya tanpa suara yang dikeluarkan pula, "I'm fed up with her." putaran bola mata malas-lah yang dilakukan Naya untuk menanggapinya.

Mungkin memang sewajarnya Zayn merasa sangat kesal saat ini dengan kekasihnya. Foto tersebut lagi-lagi menunjukan seorang pria dan wanita yang sedang berada di sebuah cafe. Tidak, tidak hanya itu. Melainkan, wanita di foto itu menyandarkan kepalanya di pundak sang pria sembari terlihat tertawa bahagia.

"Zayn, kau tahu hal ini merupakan berita yang tidak benar." Naya kembali meyakinkan Zayn. Sejujurnya, dirinya juga dibuat terkejut oleh foto itu. Hanya saja, ia tidak ingin Zayn semakin termenung karna hal ini.

Bagaimanapun, ia ingin agar Zayn tidak terus bersedih seperti sekarang.

"El! come here!" terdengar seruan dari kerumunan tawa di bagian belakang bus, mengajak Eleanor untuk ikut bergabung menjaili kekasihnya sendiri.

Ele mengangguk kecil setelah menoleh ke arah seruan tadi, ternyata Harry-lah yang baru saja memanggilnya.

"Thanks, El." Zayn kembali memberikan ponselnya kepada Ele, menyadari bahwa gadis itu harus pergi menghampiri teman-temannya.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang