The car

10K 913 18
                                    

Zayn's POV

Aneh.

Untuk kedua kalinya, wajah gadis ini dapat memberikan ketenangan bagi diriku. Tatapan dari mata dark brown miliknya seakan membuatku tekurung di dalamnya.

"Apa kalian sudah selesai?" ujar Safaa yang membuat Naya kembali menegakkan tubuhnya menjauh dariku.

"Um, maaf." gumamnya seraya menunduk dan menggigit bibir bawahnya. Sepertinya ia sangat takut padaku.

Aku hanya tetap diam tidak menanggapi ucapannya lalu ikut menegakkan tubuhku hingga terduduk.

"Hey! apa kalian sudah selesai? aku anak kecil disini, tolonglah." Safaa kembali berucap. Dan kali ini membuatku dan Naya menoleh kearahnya secara bersamaan.

Gadis kecil itu kini sedang menutup kedua matanya dengan tangan-tangan mungilnya. Apa yang dia fikirkan memangnya?

"Apa maksudmu, Safaa?" pertanyaan Naya mewakiliku dengan apa yang ingin aku tanyakan pada adik perempuan terkecilku yang kini masih menutup matanya.

"Huh, apakah kalian sudah selesai berciuman?"

Mataku membelalak lebar mendengar ucapan Safaa. Begitupun dengan Naya yang juga membentuk mulutnya menjadi huruf "O".

"Kami tidak berciuman!" tegasku yang tanpa sengaja Naya juga mengatakan hal yang sama secara bersamaan.

"Buka matamu." aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada. Mengapa gadis ini dapat berfikiran seperti itu?

Dengan perlahan, Safaa mulai menjauhkan tangannya dari kedua matanya.

"Benarkah?"

Pun aku dan Naya mengangguk cepat.

"Mengapa kau dapat berbicara seperti itu, adik kecil?" aku mulai mendekatinya dengan merangkak--karena posisi kami yang memang sedang terduduk.

"Uhh--kupikir tadi kalian.." ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal.

Bzzt bzzt bzzt.

Saku kananku bergetar beberapa kali. Ya, ponselku mendapat sebuah panggilan masuk yang membuatnya bergetar.

Dengan cepat aku segera merogoh ponsel tersebut.

"Halo?"

"Babe.."

This is Perrie.

Aku segera beranjak berdiri untuk keluar dari kamar Safaa. Untuk menghindari Safaa dan Naya yang mungkin akan mendengar percakapanku jika aku terus berada di dalam kamarnya.

"Yes, honey? ada apa?"

Aku pun menutup cukup pelan pintu kamar Safaa dan menuju ke kamarku yang berada tepat di sampingnya.

"I miss you."

Aku melengkungkan senyum tipis saat mendengar ucapannya.

"I miss you too, baby. Besok aku akan menjemputmu untuk datang ke basecamp one direction kembali, ok?"

"Baiklah. But, I don't want to see that girl again. Kay.. Ray.. hm Nay or whatevs. I hate that bitch so bad!"

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang