Take care of you

10.7K 897 24
                                    

HALOOOO!!
Huaaa maaf bangett aku ngilang satu bulan beberapa hari inii:'' aku bener2 fokus sm un jd gamain hp huhuu:(

DAN SEKARANG AKU UDH SELESAI UN YAAAAY SENENGBGT!!HAHAHA. Jadi kemungkinan besar aku bisa update chapter selanjutnya secepat mungkin hihihii^^

Maaf yaa kalo ceritanya makin gajelas atau apaa.. tapi kalo kalian suka sm cerita ini, aku mohon vomment(s) trs yaaa!hehe:D
Kecepatan aku update tergantung banyaknya vote&comment yaa hihii terimakasihh♡♡

--

"Nay, kau ingin langsung makan siang?" Ele menaruh barang bawaannya di samping ranjang kamar. Yang lalu membungkukan tubuhnya untuk mengambil suatu barang di dalam tas tersebut.

Ya, kini kami telah berada di salah satu penginapan yang terbilang cukup mewah di Manchester, setelah sebelumnya menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam lamanya.

Aku dan Ele kembali menjadi teman sekamar. Tapi sepertinya untuk kali ini tidak hanya Eleanor yang akan menjadi teman sekamarku. Mengingat Perrie yang sedang berpulang ke London selama kami berada di kota ini, membuat Sophia tidak memiliki teman sekamar. Maka dari itu, Sophia akan menjadi teman sekamarku dan Ele selama di Manchester. Menyenangkan, bukan?

Untunglah dua buah ranjang yang disediakan di kamar ini mempunyai ukuran yang cukup besar. Kurasa aku dan Ele dapat tidur dalam satu ranjang yang sama, sedangkan Sophia di ranjang yang lainnya.

"Tidak, El. Aku belum lapar." balasku sembari ikut menaruh barang-barangku tepat di sebelah miliknya.

Tak lama kemudian, wanita cantik dengan hasrat kedewasaan yang entah bagaimana dapat selalu tersirat ketika melihatnya itu memasuki kamar ini.

Sophia.

"Mm.. apakah baik-baik saja jika aku tidur bersama kalian?" aku dan Ele saling bertukar pandang sesaat, yang lalu tertawa kecil karena ucapan Sophia yang menurut kami terkesan terlalu canggung.

"It's ok, mom. Kami sangat senang!" seru Eleanor sedikit berteriak. Kurasa Ele memanggilnya 'mom' karena Liam. Yeah, kalian tahu bahwa Liam merupakan seorang 'daddy' bagi one direction, 'kan?

Aku pun mengangguk beberapa kali tanda setuju.

"Kau bisa tidur di ranjang itu, aku dan Ele akan tidur bersama di ranjang ini. Benarkan, El?" aku mengangkat satu alisku seraya tersenyum simpul ke arah Ele.

"She's right."

Dapat kulihat keraguan di wajah Sophia. Kupikir dia merasa tidak enak jika harus membiarkanku dan Ele bersempit-sempitan di atas satu ranjang yang sama. Tapi sungguh, ranjang itu berukuran besar. Aku sangat yakin bahwa dua orang sepertiku dan juga Eleanor dapat tidur berdua di atasnya tanpa merasa sempit.

"Tak apa, Sophia. Ranjang yang di sediakan bukankah cukup besar?" ujarku mencoba membuang perasaan ragu dalam dirinya. Pun ia mengangguk pelan seraya tersenyum manis.

"Terimakasih."

Aku dan Ele ikut tersenyum untuk membalas senyumannya, "Our pleasure."

"Mm.. kalian akan makan siang?" Sophia yang telah menaruh barang-barang miliknya di ranjang bagiannya itu pun mengalihkan pandangannya ke arahku dan Ele secara bergantian.

Ele mengangguk, sedangkan aku menggeleng pelan.

"Kau tidak makan, Nay?"

"Kurasa nanti saja, Sophia. Aku belum merasa lapar." balasku diiringi dengan kekehan pelan.

Ia mengangguk yang lalu kembali membereskan barang bawaannya.

"Ahya, Nay. Kudengar Zayn kembali tidak enak badan. Liam bilang padaku bahwa Zayn hanya terus diam sejak di dalam bus tadi hingga saat ini."

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang