College

10.9K 918 7
                                    

Haiii! aku mau ngasih tau ajaa, kalo kalian punya ide atau saran buat fanfic aku ini, kasih tau aku aja yaa hihi thank you!

Dan jgn lupa buat meninggalkan jejak vote&comment kalo kalian suka sm fanfic ini yha! sekali lagi, thanks♡

--

Author's POV

Sinar matahari pagi menyeruak masuk ke dalam kamar Naya dari celah-celah jendela kamarnya. Ia mulai membuka kedua matanya perlahan dan merenggangkan tubuhnya beberapa kali.

Naya mendudukan dirinya di pinggir kasur sembari mengusap pelan wajahnya. Dengan malas, ia meraba-raba meja kecil di samping kasurnya--mencari ponsel yang ia taruh di meja itu semalam.

2 messages.

Ia mengerutkan dahinya sesaat karna melihat 2 pesan masuk yang tertera di layar ponselnya. Dan beberapa detik kemudian, ia segera membuka salah satu pesan tersebut.

From: Caitlin

Nayalla! hari ini kau ada kelas pagi pukul setengah 10 sama sepertiku, kau ingat kan? wakeup!

Naya mengerjapkan matanya berulang kali. Ia baru ingat bahwa ia mempunyai kelas pagi pada mata kuliahnya hari ini.

Yeah, Naya masih berkuliah di salah satu universitas di London yang cukup terkenal. Lebih detailnya, ia mengambil jurusan kesenian.

Caitlin Cander, seorang gadis berambut blonde dengan mata birunya yang indah  merupakan teman dekat Nayalla. Mereka sering bercerita satu sama lain tentang sesuatu yang tengah melanda kehidupan mereka masing-masing. Caitlin merupakan pendengar dan penasihat yang baik. Caitlin adalah seseorang yang cukup mengerti dengan sosial media melebihi Naya yang hanya sekedar tahu menahu saja.

Dengan cepat, Naya menoleh ke arah jam dinding yang terpampang menggantung di atas tempat tidurnya. 8.10 pm, "Sial." umpatnya.

Ia segera melempar asal ponselnya ke kasur dan mengambil handuk mandinya. Ia menyiapkan pakaiannya terlebih dahulu, kemudian berlari kecil menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Sekitar 20 menit, Naya telah siap dengan t-shirt putih polos dan balutan cardigan tosca di tubuh idealnya. Jeans hitam yang melapisi kaki jenjangnya menambah kesederhanaan nan manis yang tengah di kenakannya. Rambut panjangnya ia kuncir satu dengan beberapa sisi rambut yang sengaja ia uraikan--tepatnya dibagian kanan dan kiri wajahnya. Naya bukanlah gadis yang terlalu memperhatikan penampilan. Ia lebih memilih kesederhanaan yang terkesan indah untuk dilihat daripada fashionable yang terkesan lebih rumit baginya.

Dengan tergesa-gesa, ia menuruni anak-anak tangga karna letak kamarnya yang berada di lantai atas. Ia mengambil salah satu boot coklat se-mata kaki dari jejeran sepatu dan sendal di rak sepatunya.

Naya berlari kecil sembari memakai sepatu boot-nya bergantian dengan susah payah.

Setelah selesai memakai alas kaki, ia segera melangkah cepat menuju pintu masuk sekaligus keluar rumahnya.

Krekk.

Naya sedikit terlonjak ke belakang karna mendapatkan seorang lelaki tampan yang kini menatapnya bingung di depan pintu rumahnya.

"A-apa yang kau lakukan, Zayn?" tanyanya dengan tatapan yang tak kalah bingung dengan tatapan Zayn.

"Pick you up?" ucap Zayn dengan nada bertanya dan dahi yang ia kerutkan, "Mom Trisha told me to pick you up to the college. Check your phone."

Naya segera merogoh ponsel di dalam tas selempang yang menggantung di pundak kirinya.

'Gosh! aku lupa membuka 1 pesan lagi.' batin Naya.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang