Drunk

9.6K 923 121
                                    

"Are you sure that will be okay to wear a clothes like this?" gadis itu berulang kali merapikan kaus hitam tipis berkerah V-neck dengan ripped jeans yang menemani kaus tersebut.

"Oh ayolah, Naya. Kau telah menanyakan hal itu untuk kesekian kalinya saat ini. Sudah kukatakan, kau masih terlihat normal jika dibandingkan dengan gadis-gadis lain yang akan kau temui nanti. Lagipula, kau tidak meminta padaku untuk membawakan pakaian, bukan? Aku bisa saja meminjamkanmu pakaian milik kakak perempuanku."

"Kau pun tahu bahwa aku berubah pikiran secara tiba-tiba, Michale. Hanya penampilan seperti inilah yang tengah kukenakan."

"Kau masih tidak ingin menceritakan penyebab dari penampilanmu yang terlihat berantakan tadi?"

Naya menggeleng pelan dengan ragu, "Maaf."

"Tak apa, aku mengerti. Ayo." menarik tangan lawan bicaranya, Michael segera melangkahkan kakinya memasuki sebuah tempat yang mereka tuju.

Dentuman musik keras langsung terdengar memekan telinga ketika sebuah pintu berwarna hitam ini terbuka. Terlihat banyaknya kaum adam dan kaum hawa yang berhamburan menikmati alunan musik dengan berbagai gerakan tak terkendali.

Michale merekahkan senyum lebarnya ketika melihat pemandangan tersebut. Berbeda dengan Naya yang seketika menekuk wajahnya terbingung karena tidak terbiasa dengan lingkungan di sekitarnya kini.

"Michale!" tatapan Naya teralihkan oleh pekikan seorang gadis yang entah bagaimana dapat mengalahkan kerasnya musik yang memenuhi ruangan.

Michale cepat-cepat mencari asal suara itu dan memberikan sebuah isyarat kepada sang gadis pemanggil setelah berhasil menemukannya.

"Mereka ada disana." Naya hanya mengangguk singkat membalas bisikan Michale, dan memilih untuk terus mengikuti arahan kedua kaki lelaki itu hingga berhenti di salah satu tempat duduk dengan sebuah meja berbentuk persegi di tengahnya.

"Whoa! Naya? Is that you?"

"Hi, Ryan." Naya melemparkan senyum simpulnya pada laki-laki berambut coklat terang yang menyambut kedatangannya pertama kali--oh, atau lebih tepatnya, bertanya pertama kali atas kedatangannya yang tentu saja tak biasa ini.

"Kau datang?"

"Michale menawarkanku untuk datang." jelas Naya pada gadis berambut blonde dengan sentuhan warna merah muda di bagian bawahnya sembari mengedikkan bahu.

"Benar-benar sesuatu yang langka."

Seluruhnya tertawa kecil mendengar ucapan lelaki berkacamata itu, "Yeah, hanya merasa bosan." pun Naya ikut terkekeh pelan, kemudian mengambil tempat duduk yang tersisa bersamaan dengan Michale.

"Oh, dan Bella, Happy belated birtday!" ia menjulurkan tangannya ke arah Bella, gadis dengan suara merdu yang mengundang mereka semua untuk kemari.

Membalas uluran tangannya, Bella tersenyum manis dan mengangguk pelan, "Thanks. Jika kau ingin memesan sesuatu, pesanlah. Just say my name, Bella Smith, and you can get whatever you want in this place."

Bella Smith, seorang anak tunggal dari Haritz Smith dan Veronica Smith, sepasang suami istri pemegang saham tertinggi di sebuah perusahaan terkenal. Maka dari itu, tak ada alasan bagi Naya untuk terkejut apabila mendengar perkataan Bella yang mempersilahkan dirinya untuk memesan apapun di tempat seperti ini.

Pun Naya mengangguk menanggapi ucapan Bella. Melepaskan jabatan tangan, Naya menghempaskan tubuhnya ke punggung sofa yang terbilang cukup empuk dan menghembuskan nafas beratnya.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang