The Wound

8.6K 937 73
                                    

Thanks for vomment(s) at the last chapter guys!:3

Maaf yaa agak lama updatenyaa:(
kaya yang aku blg sebelumnya, aku punya event di sklh yg bikin aku selalu nunda buat update chap selanjutnyaaa..

Btw, kalo ceritanya makin absurd&gajelas, aku mohon maaf yaa huhu:(

But, if you like&enjoy it, please keep vomment(s) biar bikin aku semangat yaa!hihi thank you sooo much!♡

--

Zayn's POV

Apa yang sebenarnya Perrie lakukan pada gadis itu, eh?

Aku benar-benar melihatnya sedang menarik dengan keras rambut Naya saat kembali ke backstage untuk beristirahat sejenak beberapa waktu lalu. Melihat wajah Naya yang terlihat sedang meringis menahan sakit.

Bekas merah di pipinya kala itu..

Mungkinkah Perrie yang melakukannya? Kekasihku yang menampar gadis itu?

Sungguh, selama konser berlangsung setelah istirahat sejenak tersebut, aku tidak fokus untuk bernyanyi. Alhasil, kini aku merasa cukup bersalah kepada penggemarku karna penampilanku yang mungkin kurang memuaskan.

Setelah menyelesaikan lagu terakhir dari penampilan kami, aku segera berlari menuruni panggung. Berniat menemui Perrie dan pula menanyainya apa yang sebenarnya terjadi tadi.

"Where's Naya?" aku, Liam, Harry, Niall, dan Louis, mengedarkan pandangan kami untuk mencari keberadaan gadis berambut brunette itu setelah sebelumnya menyalami beberapa crew karena suksesnya konser kali ini.

"Ia kembali ke tour bus lebih dulu. Ia bilang bahwa kepalanya terasa pusing, jadi ia memutuskan untuk tidur di bus selagi menunggu selesainya penampilan kalian."

"Apakah kau dan Ele sudah menanyakan padanya apa yang dilakukan Perrie tadi?"

Sophia mengangguk beberapa kali, begitupun dengan Eleanor yang kulihat.

"What did she says?"

"She didn't tell us, Haz." Ele menghembuskan nafas berat, "Kami telah berulang kali menyuruhnya untuk jujur. Hanya saja, ia tetap tidak memberitahuku ataupun Sophia. Beberapan saat setelah itu, ia berkata bahwa kepalanya berdenyut hebat dan memutuskan untuk tidur di dalam bus."

Entahlah. Kupikir gadis itu memang tidak pernah mengungkapkan apa yang dialaminya kepada siapapun. She always keeps her feelings by herself.

I don't know why, but i can feel it.

Oh! aku teringat pada Perrie. Aku tidak melihatnya sama sekali hingga saat ini. Padahal sebelumnya, aku sangat tergesa-gesa untuk menemuinya setelah turun dari stage.

"Kau tahu dimana Perrie?" tanyaku sebelum mereka mulai melangkah menuju tour bus untuk kembali ke penginapan.

"Mm.. kurasa tidak, Zayn. Setelah kalian kembali ke atas panggung tadi, ia dengan cepat melesat keluar. And we didn't know where does she go." Sophia mengedikkan bahunya singkat seraya menggeleng pelan.

"Lebih baik kau menelfonnya, mate." usul Liam sembari menepuk pundakku. Aku mengangguk yang lalu segera pergi keluar backstage setelah memberitahu Liam bahwa aku akan segera menyusul ke bus.

Merogoh ponsel yang tersimpan di saku celana, aku mencari nama kekasihku di daftar nomor yang tersedia di benda tersebut. Menekan tombol panggilan dan menaruhnya di samping telinga kananku.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang