The letter(2)

9.6K 848 34
                                    

Author's POV

Hey, bitch! bagaimana kabarmu di Manchester? oh, kuharap kau 'tidak' baik-baik saja karena aku tidak ingin kau berbuat apapun pada kekasihku. Aku telah berulang kali memperingatkanmu untuk menjaga jarak dengan Zayn, kau ingat?! aku tidak ingin kekasihku berdekatan dengan jalang murahan sepertimu. Dan jangan coba-coba untuk mengatakan sesuatu yang tidak kau ketahui tentangku pada Zayn! karena tentu saja, aku yakin kau telah mengetahui berita yang tengah di bicarakan di publik tentang diriku dan seorang pria di rumah Jessica tempo lalu. Kuperingatkan kau untuk tidak menghasut Zayn berfikiran buruk tentangku!. Zayn milikku dan kau hanya pengganggu! kau tahu itu, 'kan?! JAGA JARAK DENGAN KEKASIHKU, PEREMPUAN TIDAK TAHU DIRI!

Naya cepat-cepat melipat kertas itu kembali dan memasukkannya ke dalam amplop seperti semula.

Ya, tentu saja, ia sangat ingin mengeluarkan butiran-butiran air itu dari kedua matanya. Rasanya sungguh sulit ketika melihat kata-kata hinaan yang tertera jelas di lembar kertas tadi untuknya. Tidak perlu mencari tahu lagi siapa penulis dari surat tersebut. Kemungkinan terbesar yang paling tepat ialah.. Perrie.

"Kau sudah membacanya?" Sophia yang tiba-tiba saja menempatkan tubuhnya di sebelah Naya, melihat ke arah tangan Naya yang mengenggam amplop pemberian seorang wanita beberapa waktu lalu.

"Ah--ak-aku belum membacanya, Sophia." jawab Naya, tentunya berbohong.

"Kau yakin? kupikir amplop itu telah terbuka." kini Sophia melihat wajah Naya yang sedari tadi menunduk. Ia berusaha menatap manik mata Naya yang terus memperhatikan kertas di tangannya itu, "Kau baik-baik saja?"

Butuh beberapa saat hingga akhirnya Naya mendongakan wajahnya untuk menghadap ke arah Sophia.

Sebuah senyum simpul dilukiskan oleh Naya di wajah manisnya.

"Apa aku terlihat tidak baik-baik saja, hm?" ujar Naya yang membuat Sophia sedikit terbingung. Ia mencoba menatap dalam kedua mata Naya untuk mencari perasaan yang sebenarnya sedang di rasakan gadis itu.

Sayangnya, Naya terlalu ahli dalam menyembunyikan perasaan. Hingga dapat membuat Sophia berfikiran bahwa Naya benar-benar dalam keadaan baik.

Sophia akhirnya menggeleng pelan dan ikut tersenyum saat melihat gadis berambut brunette di depannya itu tersenyum.

'Good Naya. Don't show anything to anyone.' batin Naya mengumpat.

"Jadi kau belum membacanya?"

Giliran Naya yang menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Sophia.

"Mungkin aku akan membacanya saat kembali ke penginapan nanti."

Sophia mengangguk beberapa kali tanda mengerti.

"Whoa! aku sangat lelah!" sebuah seruan membuat Naya dan Sophia sedikit terkejut karenanya. Keduanya sudah dapat menebak bahwa para the boys baru saja kembali ke backstage dan menyelesaikan penampilannya. Untuk seruan tadi, mereka yakini bahwa itu adalah suara Louis.

"Tadi itu sangat menyenangkan!" Niall. Ya, suaranya sangat khas dengan aksen Irish-nya yang kental.

"Dan juga melelahkan." tambah suara serak yang dapat di asumsikan bahwa itu adalah suara Harry.

Niall segera menyambar botol minum serta sebungkus snack yang tersedia di atas sebuah meja di depan sofa yang kini tengah Naya dan Sophia duduki.

Liam menghampiri Sophia dengan duduk di sebelahnya. Begitupun dengan Louis yang juga menghampiri Eleanour yang masih berdiri hingga saat ini.

Setelah mengambil snack, Niall melempar tubuhnya cukup kasar ke sebelah kiri Naya--karena di sebelah kanannya terdapat Sophia dan juga Liam.

Willing To Feel The Pain [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang