Happy birthday untuk Sano Emma! Hari ini tanggal 25 November Emma ulang tahun, hppy bdy girl.
Vote, vote, vote, komen, komen, komen, follow, follow •○••~•
"Makam Shinichiro?"
"Benar, Nami-chan ingin ikut?" tanya Mikey dengan Emma di sebelahnya.
"Boleh." Nanami tersenyum.
Mereka bertiga berjalan menuju makam Shinichiro. Dengan posisi Nanami di tengah dengan Mikey sebalah kiri dan Emma di sebalah kanan Nanami.
Emma mengenggam erat tangan Nanami. Ah, dia akan mati sekarang walaupun sementara. Tetap saja dia takut akan kesakitan yang akan dia dapati nanti. Emma juga sedikit mendumel di dalam hati kenapa Nanami memilih jalan ini, padahal masih ada jalan lain.
"Jangan mendumel seperti itu, aku tahu loh." Bisik Nanami kepada Emma membuat Emma cengengesan.
"Bagaimana bisa?"
"Dari wajahmu saja sudah terlihat. Tenang saja paling rasanya cuman seperti digigit semut," jawab Nanami sambil tersenyum manis sangat manis hingga rasanya Emma mau menenggelamkan kepala itu ke laut.
"Apa yang kalian bicarakan? Aku juga ingin tahu!" Pekik Mikey menerobos di tengah-tengah mereka membuat Nanami sweatdrop dan Emma kesal.
"Sialan kau Mikey! Aku hampir jatuh!" teriak Emma.
Mikey memasang wajah tanpa dosa. "Kau nya saja terlalu lemah, di dorong sedikit mau jatuh."
Kerutan kesal muncul di dahi Emma. "Sudah salah nggak minta maaf! Dasar anak setan."
"Berarti kau juga anak setan dong? Kitakan satu bapak," ujar Mikey membuat Emma terdiam kesal.
"Pft ... hahahahaha." Nanami tertawa sambil memegang perutnya melihat wajah Emma yang menggelap.
Saat mereka sampai dimakam Shinichiro, terlihat ada Takemichi, Inupi dan lelaki berambut putih, Izana.
"Sedang menjenguk makam dengan saudara?" ujar Izana menatap Emma. Saat ini mereka saling tatapan.
Jadi dia kah abangku, Izana. Batin Emma.
Sedangkan Nanami menatap Izana datar. Merasa ditatap Izana menatap Nanami dan tersenyum. "Halo Nanami."
"Nani?" Nanami menatap Izana tidak santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Tokyo Revengers
FantasyMasuk ke dunia Tokyo Revengers. Nanami bertekad untuk melindungi Mikey apa pun yang terjadi. Karya asli ken wakui Saya hanya meminjam.