🌹41. Urusan Mikey🌹

371 28 5
                                    

"Jiroo tidak pulang selama dua hari?"

"Benar, Mikey tidak pernah hilang tanpa kabar seperti ini," ujar Emma memandang Nanami cemas.

Nanami menatap Emma tenang. "Tenanglah, bisa jadi Jiroo nginap di rumah Draken-san bukan? Ah sial aku terlalu sibuk sehingga tidak bertemu dengannya dari kemaren."

"Tidak, Draken juga tidak bertemu dengan Mikey selama dua hari ini. Para anggota Toman sedang mencarinya, Nami bagaimana jika ...." Pandangan Emma meredup.

"Dia pergi seperti cerita sebenarnya? Tidak mungkin. Aku yakin, Jiroo melakukan sesuatu yang pastinya bukan menciptakan geng baru. Tenang saja, Emma!" tegas Nanami. "Aku akan mencarinya."

Nanami berbalik keluar dari rumah keluarga Sano dan menuju mobil. Hari ini, Nanami memilih naik mobil dengan supir pribadinya. Menatap jalanan, Nanami memikirkan ke mana perginya Mikey, Nanami harap Mikey tidak melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.

"Bocah itu ... ke mana dia sebenarnya." Nanami menutup matanya hingga merasakan getaran HP di saku celana.

Segera mengambil, iris merah Nanami membesar saat nama 'Jiroo' yang tertera di sana. Langsung saja Nanami mengangkat telepon itu. "Halo, Jiroo. Kau di mana?"

"Gomen, Michan. Bisakah kau pergi ke danau yang biasa? Aku berada di sana, sendirian."

"Danau? Baiklah, tunggu aku di sana, Jiroo."

***

Nanami menatap Mikey yang duduk di tepi danau tempat mereka biasa. Menghelakan napas, Nanami mengambil posisi duduk di samping Mikey dan menoleh. "Ada apa, kenapa kau tidak pulang selama dua hari? Emma, Draken-san dan yang lainnya cemas."

"Michan juga?"

"Huh?"

Mikey menoleh dan menatap Nanami sambil tersenyum lembut. "Michan juga khawatir padaku?"

Mengedipkan matanya berkali-kali, Nanami mengangguk kaku. Mikey melihat itu tersenyum sangat lebar dan kembali menatap danau. Nanami sedikit merasa aneh dengan Mikey sekarang, Mikey hanya menggunakan hoodie biru langit dengan celana hitam panjang, rambutnya yang biasa ia ikat sekarang lepas begitu saja, mungkin efek tidak bertemu Draken jadi tidak ada yang mengikatnya.

Nanami menggelengkan kepalanya pelan karena malah memikirkan rambut Mikey yang tidak terikat.

"Jiroo, sebenarnya ada apa?"

"Michan, jika aku melakukan suatu hal yang di luar nalarmu apa kau marah?"

Nanami memiringkan kepalanya bingung. "Tergantung, di luar nalarnya bagaimana. Kadang di luar nalar pikiran orang lain itu hal biasa saja bagiku," balas Nanami.

Mikey terkekeh pelan mendengar itu. Lelaki itu menatap langit yang sangat cerah sekarang, bibirnya menerbitkan senyuman sinis. "Jika membunuh bagaimana?"

"Itu biasa saja," balas Nanami pelan, namun seperkian detik ia sadar. "Kau membunuh seseorang, Jiroo?!"

Mikey kembali menatap Nanami. Saat ini mereka malah melakukan kontes saling menatap. Nanami sedikit tersentak melihat mata Mikey yang seperti tidak ada kehidupan di sana. Nanami semakin penasaran apa yang dilakukan oleh Mikey selama dua hari ini.

"Ji-jiroo?"

"Uhm, tidak ... aku tidak membunuh siapa pun. Untuk saat ini," ujar Mikey.

Isekai Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang