🌹32. Where?🌹

640 48 12
                                    

"Huh? Silau," gumam Nanami saat membuka matanya. Gadis bermata ruby itu mengerjabkan matanya berkali-kali agar dapat melihat dengan jelas.

Dengan perlahan Nanami mendudukkan badannya yang terasa pegal. "Pegal banget."

Melihat sekitar dahi Nanami mengkerut. "Ini dimana?"

"Ini jelas bukan rumah sakit," gumam Nanami.

"Ohayo, Nanami-sama." Mendengar ucapan itu Nanami menoleh, terlihat seseorang menggunakan baju pelayan sedang merapikan jendela kamar tersebut.

Siapa gadis ini?

"Nanami-sama?" Pelayan itu memiringkan kepalanya bingung melihat Nanami yang terus-terusan menatapnya.

"Dare?" tanya Nanami.

Kedua iris pelayan itu membesar saat Nanami membuka suara. Wajahnya seakan-akan baru saja melihat keajaiban yang tidak pernah dia lihat.

Nanami yang melihat itu jadi kesal. "Woi! Kau siapa?"

"Uh ... maaf Nanami-sama." Pelayan itu gelagapan mendengar bentakan Nanami. "Saya hanya terkejut mendengar suara Anda."

"Huh?"

"Ah tidak ... kalau begitu Nanami-sama saya keluar dulu. Makanan Anda telah saya letakan di atas meja." Pelayan itu berjalan ke arah pintu, sebelum keluar dia berujar. "Jika Anda membutuhkan bantuan, silahlan pencet saja belnya Nanami-sama."

"Eh tunggu! Namamu siapa?!" Pelayan itu tidak mendengar teriakan Nanami, dia terus berjalan keluar dan menutup pintu.

"Pelayan aneh." Nanami mendengkus kesal. Dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Eh? Borgol?" Nanami menatap bingung pergelangan tangannya yang terborgol. Bukan hanya kedua tangannya, namun Nanami juga menyadari borgol tangan itu nyambung dengan borgol yang berada di leher.

"Apa-apaan ini?!" Pekiknya.

"Kenapa aku diborgol?!" Nanami turun dari kasur dan berjalan menuju cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa aku diborgol?!" Nanami turun dari kasur dan berjalan menuju cermin.

Kedua ruby Nanami membulat sempurna saat melihat sosok di cermin. "Se-sejak kapan payudaraku sebesar ini?!"

"Kapan juga aku jadi sedikit tinggi?"

Nanami terdiam melihat dirinya yang terlihat pucat, ada sedikit luka di sudut bibir. Nanami juga melihat tangannya yang penuh dengan sayatan.

Badannya juga terlihat kurus, kantong mata Nanami juga menjadi tebal. "Sebenarnya aku dimana sekarang? Bukannya aku terakhir kali tertancap panah? Jika tidak selamat harusnya aku mati, jika selamat pun harusnya aku di rumah sakit."

"Tapi kenapa malah terdampar di sini?! Akhhh!" Nanami berteriak sambil meremas rambutnya.

"Ah ciel!"

"Ciel! Ciel! Kau di sana? Oiii"

Nanami mengernyit, Ciel tidak menjawab panggilannya. Nanami berulang kali memanggil Ciel namun ciel tetap tidak menjawab.

Isekai Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang