🌹38. Dikeluarkan?🌹

364 32 11
                                    

"Kenapa sangat lama?" Mikey menatap Nanami sendu. Sedangkan Nanami hanya tersenyum canggung.

"Ayolah, kami hanya telat sepuluh menit, anggota lain juga belum ada," sungut Nanami mengerucutkan bibirnya.

Di sana baru hanya ada Mikey, Izana dan Kakucho. Nanami, Emma dan Takemichi yang baru datang langsung diserang dengan berbagai tatapan dari Mikey.

Dari tatapan senang berubah datar, dari datar menjadi dingin terus sendu. Bocah itu terlalu lebay. Emma dan yang lain hanya memperhatikan mereka saja, tak ingin campur.

Mood Mikey sedang jelek lebih baik mereka diam saja. Karena mereka yakin Nanami seorang yang bisa menghadapi Mikey seperti ini, ah termasuk Draken.

Melihat Nanami cemberut Mikey menghelakan nafas dan mengelus rambut Nanami. "Maafkan aku, hehe."

Nanami maju dan memeluk Mikey, menempelkan pipinya dengan pipi Mikey. Ya hal itu membuatnya sedikit menjijit, tak apa. Untuk pipi Mikey yang tembem Nanami mah rela.

Lagian jika dia memeluk Mikey, beban dan penatnya langsung hilang. Hanya dengan Mikey dia bisa begini.

"Apa mereka selalu seperti itu?" tanya Izana.

"Tidak juga sih, tapi sejak Nanami kritis kemaren mereka tambah dekat," jawab Emma yang dari tadi menyaksikan adegan romantis ala anime di depannya.

Mikey tersenyum merasakan Nanami menempelkan pipinya. Membalas pelukan Nanami, Mikey menatap yang lain. "Takemichi aku tunggu di atas tangga ya."

Mikey mengendong Nanami ala koala bisa dibilang gendong depan. Nanami yang digendong awalnya kaget, namun sedetik kemudian dia tersenyum hangat dan menyembunyikan wajahnya di curuk leher Mikey.

"Jiroo," cicit Nanami.

"Hm?" Mikey berjalan menaiki tangga, wajahnya terlihat santai saja tidak ada merasa keberatan dengan tubuh Nanami yang ia gendong.

Takemichi mengikuti mereka dari belakang meninggalkan Izana, Kakucho dan Emma yang memilih tetap di bawah.

"Takemichi, jelaskan semuanya. Apa yang terjadi di masa depan," pinta Mikey. Takemichi sudah mengira Mikey akan bertanya.

Menghembuskan nafasnya, Takemichi mulai menceritakannya secara lengkap namun kejadian terakhir kali dia ubah. Sesuai perintah Nanami agar Mikey tidak mengetahuinya.

Sedangkan Nanami mencari posisi nyaman dipangkuan Mikey. Ikut mendengarkan cerita Takemichi, walaupun sebenarnya ia sudah tahu. Nanami bisa merasakan tubuh Mikey sedikit menegang mendengar cerita Takemichi.

"Dan untuk terakhir kali ini Nami-san yang jadi perantaraku. Karena Naoto mati, Hina juga mati. Jadi Nami-san yang jadi perantara," ujar Takemichi menjelaskan sesuai cerita yang Nanami buat tadi selama di jalan menuju kuil.

Yang dimana ceritanya sesuai manga. Namun, kali ini Nanami jadi perantarannya bukan Naoto. Karena, Naoto mati terlebih dahulu. Pokoknya gadis itu mengarang cerita dan menyuruh Takemichi menjelaskan seperti itu.

Takemichi hanya menuruti sang gadis.

"Souka, seperti itu." Mikey menatap Takemichi. "Sejak awal aku bertemu denganmu, aku bisa melihat punggungmu yang selalu berdiri tegak. Seakan-akan membawa beban yang banyak."

"Takemichi, kau pahlawanku." Mikey tersenyum lembut membuat takemichi mengeluarkan air mata terharu.

Mikey mengelus rambut hitam Nanami. "Michan, bisa tu--"

"Aku tahu apa pemikiranmu Jiroo." Nanami menegakkan badannya, wajahnya langsung tepat di hadapan Mikey hanya berjarak beberapa centi saja.

Takemichi melihat adegan itu tersenyum canggung.

Isekai Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang