🌹42. Shiho dan Shiro🌹

427 31 9
                                    

Saat pulang dari rumah Sanzu, Nanami langsung mengajak Mikey pulang ke rumah keluarga Sano. Baru saja Mikey melangkahkan kakinya ke dalam, Tubuhnya langsung oleng karena Emma memukul kepala Mikey dengan tatapan garang.

Gadis itu juga langsung memarahi Mikey, karena pergi tanpa kabar beberapa hari. Mikey hanya diam sambil tersenyum, membiarkan adik kesayangannya itu memarahinya. Sedangkan Emma yang melihat tanggapan Mikey yang tidak waras hanya bisa menghela napasnya dan memeluk Mikey.

Izana dan Kakucho hanya menatap. Izana juga menyindir Mikey dengan perkataan pedas yang Nanami yakini Izana itu ada rasa khawatir kepada Mikey. Selama Izana mulai tinggal dikeluarga Sano, satu hal yang Nanami pelajari dari lelaki itu, Izana sangat tsundere kepada Mikey! Dan sangat posesive kepada Emma.

Yah, Nanami memakluminya. Untuk saat ini Nanami lebih tertarik dengan sikap Kakucho yang malu-malu kucing jika Mikey dan Emma memanggilnya—kakak—wajah kakunya itu terlihat lucu bagi Nanami, lelaki dengan bekas luka di wajahnya itu juga canggung saat kakek Sano memanggilnya cucu.

Nanami jadi iri dengan keluarga kelihatan harmonis itu ... disisi lain ia senang, karena dia berhasil membuat keluarga yang penuh kesedihan itu berkumpul, andaikan dia datang lebih cepat mungkin Shinichiro akan sempat dia selamatkan.

Namun, takdir berkata lain. Takdir tetap ingin saudara tertua Sano itu mati. Nanami jadi penasaran apa sebenarnya akhir cerita ini di dunia asli? Andaikan Nanami tahu, ia berharap itu akhir yang bahagia bagi semuanya. Dan Nanami harap kedatangannya tidak merusak kebahagiaan itu.

***

"Ini bagus, uh aku sangat bingung jika harus memilih antara dua ini," gumam Nanami menatap tas sekolah di depannya.

Kedua model tas di depannya itu sukses menarik perhatian Nanami. Seminggu lagi dia akan naik kelas menjadi kelas tiga SMP, jadi Nanami ingin membeli tas dan peralatan sekolah lainnya dengan yang baru. Menghelakan napasnya, Nanami menoleh dan memanggil salah satu karyawan di sana.

"Nona, aku ingin kedua tas ini. Tolong ya," pinta Nanami yang langsung dilaksanakan oleh karyawan wanita itu dengan semangat.

Dengan langkah santai Nanami menuju kasir dengan empat tas belanjaan besar yang ia pegang. Setelah membayar kedua tas itu, Nanami keluar dari sana dengan susah payah karena tangannya yang penuh.

"Ah, menyesal aku tidak mengajak Sakura atau William. Ini sangat banyak, lagian kenapa juga bisa aku membeli sebanyak ini," ujar Nanami kepada dirinya sendiri.

Karena terlalu fokus dengan belanjaannya, Nanami tidak sengaja menabrak seseorang membuat semua belanjaan Nanami jatuh. "Sialan, ini sangat merepotkan!"

Nanami berjongkok mengambil barang-barangnya.

"Oh? Kau, ketua pengganti Toman. Nanami." Nanami mendongkak dan menatap kaget pria berkacamata di depannya ini.

"Rindou? Haitani bersaudara?!" Nanami berdiri dengan teriakan kencang membuat orang-orang menoleh.

Rin yang menabrak Nanami tadi panik dan menutup mulut Nanami dengan kesal. "Jangan berisik! Jika seseorang tahu kami berandalan bagaimana?!"

"Itu benar, aku suka menjadi pusat perhatian. Namun, bukan di sini," ujar Ran memegang bahu Nanami. Nanami yang di pegang oleh kedua saudara itu mengangguk dan melepaskan diri.

"Ah, maaf-maaf. Aku hanya terlalu kaget, okey," ujar Nanami.

Rin mendecih sedangkan Ran memainkan rambutnya yang dijalin itu membuat Nanami juga ingin memainkan rambut itu. Menggelengkan kepalanya karena memikirkan yang tidak-tidak, Nanami melirik barangnya yang masih berjatuhan.

Isekai Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang