🌹36. Sano Family🌹

403 37 16
                                    

Vote dulu dan follownya

-!-

"Emma." Kakucho menatap kaget Emma yang  berdiri di depan pintu rumahnya.

"Siapa Kakucho?" Izana menyusul Kakucho ke depan pintu. Iris ungunya bertemu dengan iris emas Emma. Melihat Emma datang lagi ke rumahnya.

Izana menjauh dari pintu. Emma yang melihat Izana menjauh masuk paksa, mendorong Kakucho yang menghalanginya.

"Tunggu, Onii-chan!" Emma memegang pergelangan Izana.

Izana menatap Emma. "Kenapa kau datang lagi?! Aku sudah bilang aku tidak ingin masuk keluarga Sano!"

"Dengarkan aku sebentar, sebentar saja, onii-chan." Emma menatap Izana dengan tatapan memohon. Izana yang melihat itu menghelakan nafas.

Lelaki itu berjalan menuju sofa yang ada di ruangan itu untuk duduk dan menatap Emma. "Duduklah."

Emma yang merasa mendapatkan lampu ijo, langsung duduk tanpa babibu. Kakucho memilih pergi dari sana, itu adalah urusan keluarga rajanya. Dia tidak pantas untuk berada di sana.

Namun, Kakucho tetap melihat dari balik pintu.

"Apa yang kau inginkan?"

"Onii-chan, kenapa kau tidak ingin masuk keluarga Sano?" tanya Emma.

Izana terdiam sebentar dan menghelakan nafasnya. "Karena pada dasarnya aku bukan keluarga Sano."

Emma menatap Izana kesal, sudah beberapa hari ini Emma selalu datang ke sana dan bertanya hal yang sama dan jawaban Izana selalu sama 'aku bukan keluarga Sano.' Kan ngeselin kalau di dengar terus.

"Bisa menjawab selain jawaban itu? Aku bosan dengarnya."

"Tidak, karena jawabannya hanya itu."

Emma menghelakan nafasnya kasar. "Kakek dan Mikey ingin kau masuk ke dalam keluarga Sano. Mau bagaimanapun kau kakakku, aku keluarga Sano maka dari itu kau keluarga Sano juga!"

"Kita bukan kan--"

"Bodoh amat kita bukan saudara kandung! Yang penting kau kakakku!!" Pekik Emma memotong ucapan Izana.

Nafas Izana tercekat mendengar itu. "Kenapa kau keras kepala sekali? Aku mencoba membunuhmu Emma! Kenapa kau masih menganggapku keluarga? Aku menyakitimu! Menyakiti Manjiro! Harusnya kau marah, kenapa kau tidak marah?!" Izana membentak Emma.

Lelaki berambut putih itu berdiri, Emma bisa melihat urat emosi di leher Izana. Emma memegang kepalanya yang masih ada luka bekas pukulan Kisaki. Marah dengan Izana? Emma tidak pernah memikirkan itu.

Bahkan sejak Nanami menceritakan jalan ceritanya, Emma tidak pernah dendam kepada Izana. Karena Emma mengerti, Izana hanya sakit hati dan dimanipulasi oleh Kisaki.

Bagaimana dia bisa membenci Izana? Jika dia jadi Izana mungkin akan melakukan hal sama. Emma hanya ingin keluarganya hidup bahagia. Emma ingin, Mikey, kakek dan Izana hidup bahagia.

"Izana, bagaimana bisa aku membencimu? Kau kakakku, lagian kau melakukannya karena Kisaki aku tahu itu." Emma berdiri dan menunjuk dada Izana. "Aku tahu, onii-chan kau memiliki hati yang baik."

"Oh ya, ada yang ingin ku berikan untukmu." Emma mengambil sesuatu dari tasnya.

Kerutan bingung muncul di kening Izana melihat sebuah kertas yang keluar dari tas Emma. Kertas itu terlihat sedikit kusam dan kuning, seperti kertas yang sudah dipakai lama.

"Dari Shin-nii, dia ingin memberimu sebelum dia mati saat itu. Namun, terlambat." Emma menyodorkan surat itu.

"Dari Shinichiro?" gumam Izana mengambil kertas itu dan membukanya. Terlihat tulisan tinta yang sudah sedikit pudar.

Isekai Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang