Hari Senin, dipagi hari dengan cuaca yang cukup cerah. Gadis cantik terbangun dari tidurnya karena suara bising dari atas meja disamping ranjangnya berada.
Dengan kesal Lisa membuka matanya dan mencari benda yang membuat suara bising itu lalu menghentikannya, dilihatnya jam itu yang baru menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Sial! Ini masih sangat pagi" kesal Lisa.
Sebenarnya alarm itu juga bunyi kemarin pagi dan dirinya lupa menyetel ulang alarm itu, karena memang jam itu milik Alice dan tentu saja waktunya sudah ditentukan oleh kakaknya. Setelah mematikan alarm itu, Lisa memuntuskan untuk kembali tidur.
Dimeja makan, sudah ada dua wanita yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Sama seperti sebelumnya, Irene dengan ponselnya sedangkan Tiffany menata makanan diatas meja.
Jongsuk datang dengan tas kerjanya dan jasnya yang belum dikenakan, melihat itu Tiffany menghampirinya dan mengambil alih tas dan jas suaminya untuk ditaruh kursi sampingnya.
"Lisa belum bangun?" Tanya Jongsuk. Namun baik Tiffany atau Irene tidak ada yang menanggapi, bahkan para pelayan hanya terdiam menunduk.
"Tidak ada yang akan menjawabku?" Tanya Jongsuk sekali lagi.
"Maaf tuan, sepertinya nona Lisa masih tertidur"
"Ine-yaa, tolong bangunkan adikmu" suruh Jongsuk namun pada anaknya yang masih subuk pada ponselnya.
"Maaf tuan, biar saya saja yang membangunkan nona Lisa"
"Tidak. Irene yang akan membangunkannya... Ine-yaa!" Panggil Jongsuk lagi sembari melihat anaknya.
"Kenapa menyuruhku? Suruh saja ibunya"
"Irene!"
"Lain kali tak perlu menungguku" terdengar suara dari seorang gadis yang tengah berjalan menuju tempat mereka, dan langsung mendudukkan dirinya disamping Irene.
"Sudah berapa kali ayah bilang? Kau keluarga kami! Jadi--"
"Tapi tak ada gunanya bertengkar hanya untuk menungguku" potong Lisa. Memang terlihat tidak tahu diri, tapi mau bagaimana lagi Lisa memang tidak terbiasa bangun pagi.
Akhirnya merekapun makan, dengan keputusan Jongsuk yang tetep akan menunggu Lisa dan mereka akan sarapan bersama.
Irene selesai lebih dulu, gadis itu langsung mendirikan tubuhnya "aku sudah selesai" ucap Irene bersiap untuk pergi kesekolah.
"Ine-yaa, tunggu!" tahan Jongsuk
"Ada apa?"
"Lisa belum selesai, tunggulah sebentar lagi"
"Tidak perlu" bukan Irene, melainkan Lisa yang mengatakannya, dan langsung mendapatkan tatapan tanya oleh Jongsuk "aku hanya tidak ingin anak-anak disekolah tahu" jelas Lisa.
"Ayah mendengarnya 'kan?" Ujar Irene sembari metap ayahnya kesal "Aku pergi" tambah Irene, yang kali ini sungguhan berangkat pergi.
Setelah kepergian Irene, ketiganya melanjutkan makan mereka yang tertunda tanpa percakapan sedikitpun. Sampai Jongsuk dan Tiffany lebih dulu selesai "Tiffany! Tolong ambilkan dasiku, aku lupa membawanya" tanpa menunggu lama, Tiffany menjalankan apa yang disuruh suaminya.
"Apa kau merasa terbebani menjadi bagian keluarga ini?"
Lisa mendongakkan kepalanya mendengar pertanyaan Jongsuk yang menurutnya tiba-tiba ini. "Bukan seperti itu" jawab Lisa ragu "aku hanya... hanya tak ingin--"
"Tak apa, ayah mengerti" potong Jongsuk yang sudah mendongakkan wajahnya menatap Lisa sembari tersenyum getir. Tentu saja hatinya sakit, ia sudah sangat menyayangi Lisa. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya juga harus mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL
FanficLisa yang kembali ke negara asalnya, membalaskan dendam untuk sang kakak yang meninggal bunuh diri akibat pembullyan yang terjadi di sekolahnya. Ga bisa bikin deskripsi:( Baru pertama kali bikin cerita di wattpad, jadi maklumin aja ya wkwkkw Maret :...