Part 36

1K 139 3
                                    

"Sebenarnya ada apa denganmu?" Tanya Jennie

Mendengar pertanyaan itu Lisa mengangkat kepalanya, sedikit terkejut. Apa Jennie sedang menghawatirkannya? Apa yang diucapkan anak baru saat itu adalah kebenaran? Kedua pertanyaan itu berputar dikepala Lisa.

"Kau menghawatirkan ku?" Tanya Lisa membuat Jennie langsung mengalihkan padangannya pada makanan yang ada diatas meja, tanpa menjawab pertanyaan Lisa.

Tatapan Lisa kembali meneduh. Ia merasa sangat senang tadi, tapi sekarang rasanya seperti langsung dibanting ke tanah. Dirinya tidak akan menyerah, ia harus melakukan berbagai cara agar Jennie mau berteman kembali dengannya, itu yang Lisa pikirkan sekarang.

Mungkin sebagian dari kalian berpikir jika Lisa sangat bodoh. Kenapa mau berteman lagi dengan Jennie? Padahal gadis itu yang memutuskan pertemanan diantara mereka, bukankah Jennie yang harusnya menyesal, bukan?

Mau bagaimana'pun Lisa adalah Lisa! Jika dirinya merasa nyaman dengan seseorang, tidak peduli mau orang berkata bahwa dirinya sangat bodoh atau tidak tahu malu sekalipun. Ia akan tetap pada pendiriannya, bahkan Lisa tak akan segan-segan memukul orang yang berani melukai orang yang disayanginya.

"Jennie-a, a-apa kau--"

"Aku berangkat! Kau... kau istirahatlah sebentar lagi disini, aku akan memberi tahu Kim ssaem jika kau izin. Setelah merasa mendingan, pulanglah! Orang tuamu pasti mencarimu" potong Jennie panjang lebar. Setelah mengatakan itu, Jennie segera membangunkan tubuhnya dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Lisa hanya menatap nanar pintu yang sudah kembali tertutup setelah kepergian Jennie. Tiba-tiba cairan bening menetes dari matanya, merasakan hal itu Lisa'pun tertawa remeh pada dirinya sendiri "sepertinya aku memang ditakdirkan untuk tidak punya siapa-siapa"

Jennie's pov

Aku menutup pintu apertementku dan menyenderkan tubuhku dipintu itu. Aku mengepalkan kedua tanganku, tubuhku lemas. Aku menggigit bibir bawahku dengan kuat, karena merasa sepertinya aku akan menangis.

Kenapa kau melakukan itu padanya? Tidak cukupkah perkataanmu dengannya kala itu? Dia yang selalu membantumu saat dirimu kesulitan, tapi lihat balasanmu padanya sialan!? Dasar tidak tahu diri! 'Ucapku pada diriku sendiri.

Tapi aku tidak bisa hanya terus bergantung padanya, aku juga harus membantunya! Walau tidak bisa banyak, setidaknya harus ada sedikit yang bisa kubantu untuknya.

Aku'pun berangkat ke sekolah menggunakan taksi. Sampai disekolah aku langsung menuju kelasku, saat memasuki kelas seseorang sudah tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Dia adalah Rose.

Saat itu! Waktu Taehyung tahu aku memutuskan pertemanku dengan Lisa dan malah dekat dengan Rose, dia memarahiku habis-habisan. Aku tidak tahu kenapa sepupuku itu bisa membenci Rose, tapi dari tatapannya saat mengomeliku saat itu, aku tahu jika Taehyung benar-benar membenci Rose.

Saat kutanya kenapa lelaki itu membenci Rose, dia sama sekali tidak memberi tahuku dan malah mengancamku "jika kau tidak menjauhi wanita sialan itu, aku tidak akan pernah mau bicara denganmu!" Ancamnya saat itu.

Tapi aku tidak mengubris ancaman itu dan terus berdekatan dengan Rose, dan benar saja Taehyung tak pernah berbicara padaku kecuali jika ibunya menyuruh lelaki itu untuk memberikan lauk untukku, ia hanya akan mengatakan "nih!" Tentu saja dengan muka juteknya.

Aku harus mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi, karena Taehyung bukan tipe orang yang membenci tanpa alasan dan aku harus tahu alasan lelaki itu.

Lisa pernah bercerita saat aku masih di Amerika dulu. Jika mendengar nama Alice, Rose akan terlihat ketakutanp entah kenapa. Pasti ada yang gadis itu sembunyikan.

SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang