Lisa sudah didalam kediaman ayah tirinya dan sedang duduk diruang tamu, menunggu ayah tirinya datang. Lisa melihat-lihat sekitar dan pandangannya tertuju pada bingkai foto besar yang menggantung di tembok.
Dengan rasa penasaran Lisa mendirikan tubuhnya, mendekati bingkai foto itu. Terlihatlah tiga orang didalam foto itu Jongsuk, Irene dan satu wanita yang Lisa yakini jika itu ibunya Irene.
Ibu Irene, Lisa seperti pernah melihatnya. Tapi dimananya iapun juga tidak tahu, namun Lisa merasa dirinya pernah bertemu dengan wanita cantik yang ada difoto depannya. Apa ini yang dinamakan déjà vu? 'pikir Lisa.
"Apa kau menunggu lama Lisa-yaa?"
Lisa membalikkan tubuhnya setelah mendengar suara itu. Ternyata sudah ada Jongsuk dan Tiffany, wanita itu memandang benci padanya namun Lisa tudak mempedulikan hal itu.
"Tidak, aku juga baru sampai" jawab Lisa
"Apa kau kesini menggunakan taksi barusan? Kenapa tidak bersama Irene? Apa Irene yang--"
"Aku mampir ke toko kue lebih dulu, tidak mungkin aku bertamu dengan tangan kosong" potong Lisa
"Seharusnya kau tidak perlu melakukan itu. Kau bukan tamu disini!" Jongsuk menghelakan nafasnya "ya sudah. Kau belum makan siang, bukan? Ibumu sudah menyiapkannya untukmu"
Mendengar itu Lisa sangat ingin sekali tertawa dengan kencang, bahkan dari tatapan Tiffany saja Lisa tahu jika wanita itu berharap Lisa tidak berada disini "kau terdengar sangat romantis, eomma" ucap Lisa sembari menatap Tiffany mengejek.
Saat ini mereka sedang berada diruang makan dikediaman keluarga Jongsuk, yang diatas mejanya sudah tersedia berbagai macam makanan berbeda-beda.
Lelaki itu menggiring Lisa untuk duduk dibangku kanan paling pojok, tempat yang seharusnya ditempati sang istri. Lalu Jongsuk duduk tempat kepala keluarga, dan Tiffany duduk disamping Lisa.
Lisa menyeritkan alisnya, bukankah seharusnya Tiffany yang duduk ditempatnya sekarang, kenapa malah dirinya? Itu yang Lisa pikirkan sekarang. Saat itu juga terlihat Irene yang memasuki ruang makan.
"Siapa yang menyuruhmu duduk disana? Bangun!" Ucap Irene saat sampai didekat meja makan.
Lisa hanya celingak-celinguk akibat tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Irene, ia juga tidak mengerti kepada siapa ucapan Irene itu ditujukan. Namun Irene masih menatap dirinya dengan tatapan tajam.
"Kubilang bangun dari tempat itu, sialan!"
"Ine-yaa! Ayah yang menyuruhnya duduk disitu. Berhenti berkata kasar padanya"
Irene menatap ayahnya tak percaya dengan apa yang ayahnya ucapkan "jika memang kau tak ingin mendengar kata-kataku. Setidaknya hormati ibuku!" ucap Irene sembari menatap Jongsuk tajam.
Setelah mendengar ucapan Irene, Lisa sadar akan situasi sekarang. Pantas saja Tiffany tidak duduk ditempat ini, akhirnya gadis itu membangunkan tubuhnya. Ia tidak setega itu mengambil kesempatan disaat seperti ini.
"Maafkan aku, aku tidak tahu jika ini tempat ibumu" ucap Lisa sembari bergerak pindah untuk duduk disamping kanan Tiffany.
Merekapun mulai menyantap makanannya dengan tenang, tidak ada yang berbicara sama sekali. Setelah selesaipun masih sama, tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka.
Lisa yang sudah tidak tahan, akhinya memberanikan diri "paman, yang ingin kau bicarakan itu... maaf jika tidak sopan, tapi aku harus--"
"Tidak bisakah kau tinggal disini saja Lisa-yaa?" Ucap Jongsung yang langsung menatap Lisa "aku sudah bicara pada ayahmu dan pamanmu, mereka mengizinkannya"
![](https://img.wattpad.com/cover/261971673-288-k537879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL
FanfictionLisa yang kembali ke negara asalnya, membalaskan dendam untuk sang kakak yang meninggal bunuh diri akibat pembullyan yang terjadi di sekolahnya. Ga bisa bikin deskripsi:( Baru pertama kali bikin cerita di wattpad, jadi maklumin aja ya wkwkkw Maret :...