Hari 'pun berganti, Lisa akan kembali ke sekolahnya untuk menjalani hari seperti biasanya. Lisa sudah kembali ke rumah ayah tirinya, buktinya saat ini ia tengah sarapan bersama dimeja makan.
Kemarin saat Lisa pulang, Jongsuk mendiaminya, tanpa bertanya apapun padahal semalam mereka berpapasan. Bahkan saat ini, lelaki tua itu masih mendiaminya dan tidak mau melihat kearahnya.
Lelaki itu hanya ayah tirinya, kenapa Lisa harus peduli? Itu yang harusnya Lisa pikirkan sekarang. Tapi saat ini tidak tahu kenapa, gadis itu merasa bersalah.
Lisa merasakan ketulusan saat ayah tirinya memarahinya kemarin, gadis itu bisa tahu dari tatapan Jongsuk saat itu. Tapi Lisa terus menjaga batasannya, gadis itu tidak mau melemah hanya karena hal itu. Jika dirinya melemah sekarang, ia tidak akan bisa melakukan apapun kedepannya karena rasa tak enak hatinya.
"Aku sudah selesai" suara Irene memecahkan keheningan diantara mereka. Lalu gadis itu mendirikan tubuhnya serta menghampiri Jonguk dan mencium pipinya, hanya Jongsuk. Setelah itu ia berlalu meninggalkan ruang makan.
"Hati-hati nak!" Ucap Jongsuk
Beberapa saat setelah kepergian Irene tidak ada percakapan lagi, sampai Lisa menyudahi makannya dan berpamitan. "Aku selesai, terima kasih atas makanannya" ucapnya sembari mendirikan tubuhnya.
"Sebentar!" Tahan Jongsuk, mendengar itu Lisa menghentikan langkahnya dan menatap leleki tua itu "kau berangkat bersama ayah!" Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari piring yang ada diatas meja.
"Ah~ tidak perlu, aku akan naik--"
"Apa ayah harus mengatakannya dua kali?!" Potong Jongsuk dingin yang langsung mengangkat pandangannya menatap Lisa. Dengan otomatis, Lisa kembali berjalan ke kursi yang tadi dirinya duduki. Apa-apaan ini? Kenapa dirinya merasa takut?
Ayah dan anak tak sedarah itupun berangkat dengan diantar supir pribadi Jongsuk. Selama perjalanan sampai sudah pertengahan jalan, Jongsuk memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. "Kenapa tak menjawab panggilan ayah kemarin?"
"Eoh?" Dengan cepat Lisa menengokkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan barusan. Lisa tahu jika ayah tirinya itu akan menanyakan pertanyaan itu, namun Lisa pikir pertanyaan itu akan ditanyakan kemarin saat dirinya baru pulang.
"Jika kau masih tak nyaman tinggal bersama kami, lebih baik katakan! Jangan lakukan hal seperti kemarin, bagaimana jika ayahmu tahu anak gadisnya tak pulang--" ucap Jongsuk yang tiba-tiba terhenti.
Ayahmu? Apa maksudnya ayah kandungku? Jadi selama aku tinggal dirumahnya dia melaporkan semua kegiatanku pada ayahku? Ku lihat wajahnya terlihat gusar, ternyata memang benar lelaki tua ini tidak sengaja mengatakannya dan terlihat menyesali ucapannya.
Disaat Lisa akan menerima semuanya, dan sekarang? Sejujurnya Lisa tidak peduli tentang hal apapun yang akan ayah tirinya katakan pada ayah kandungnya. Tapi setelah semuanya? Perhatian dan kasih sayangnya selama ini, Lisa pikir itu tulus. Jika memang hanya karena ayah kandungnya yang menitipkan padanya, sepertinya Lisa tertipu lagi, lagi dan lagi.
Lisa memejamkan kedua matanya lalu menghelakan nafasnya pelan. Mobil yang dinaikinya sudah berhenti sejak tadi didepan sekolahnya, tapi orang-orang didalamnya sama sekali tidak ada yang melakukan apapun bahkan sang supir tak berani mengatakan apapun karena takut mengganggu keduanya.
"terima kasih dan maaf..." ucap Lisa terjeda, lalu kembali menatap ayah tirinya tepat dikedua matanya "aku tak akan mengulangi kejadian kemarin lagi. Bukankah aku harus tahu diri karena tinggal secara percuma dirumahmu, paman?"
Jongsuk melebarkan kedua matanya mendengar Lisa merubah panggilan untuknya, dirinya sangat tak menyukai panggilan paman dari gadis kecil yang sedang menatapnya ini. Pasti setelah mendengar ucapannya barusan Lisa akan berpikir Jongsuk hanya berpura-pura menyanginya selama ini, tapi itu sama sekali tidak benar.

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL
Fiksi PenggemarLisa yang kembali ke negara asalnya, membalaskan dendam untuk sang kakak yang meninggal bunuh diri akibat pembullyan yang terjadi di sekolahnya. Ga bisa bikin deskripsi:( Baru pertama kali bikin cerita di wattpad, jadi maklumin aja ya wkwkkw Maret :...