Chapter 14 - Sorry

2K 371 39
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

✿_____✿_____✿

Orang yang mencintaimu bukan dia yang datang karena segala kelebihanmu, tapi dia yang tetap bertahan meski tahu segala kekuranganmu.

✿_______________✿_______________✿

Alden melihat Reyhan lahap sekali memakan spagetti pesanannya. Bukannya memesan nasi dan lauknya, dia malah memesan dua porsi spageti sekaligus. Sebagai teman dekat Alden tahu bahwa spageti termasuk makanan favorit Reyhan. Berbeda dengan Alden hanya pesan satu porsi, itu pun belum ia sentuh sama sekali, ia lebih banyak minum. Masalah yang menimpanya hari ini membuat dia kehilangan mood untuk makan.

Tiba-tiba Reyhan menggebrak meja, Alden sedikit terperanjat. Baru memegang garpu sudah lepas lagi.

Reyhan menelan makanan yang tadi dikunyah kemudian menenggak air minum.

"Al! Aku lupa!"

"Apa? Lupa apa?"

"Lupa sholat! Kamu juga belum sholat, kan?"

Perlahan Alden menggeleng.

"Udah jam lima sore! Aduh, mati aku! Mending sekarang kita sholat dulu! Ayo!"

Alden manut saja kala Reyhan mengajaknya salat. Ia ikut lelaki itu beranjak dan pergi mencari Musala.

"Begini nih, manusia, suka so sibuk sampe sholat aja lupa."

"Astagfirullahaladzim ...." bisik Alden sambil geleng-geleng kepala. "Astagfirullahaladzim ...."

(Mari kita istighfar sama2 bareng Alden, ingat dosa dosa kita hari ini 😭😭😭)

"Celakalah orang-orang yang sholat! Yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya. Contohnya yang sholat di akhir waktu, yang nunda-nunda. Yang sholat aja masih celaka, apalagi yang enggak. Astagfirullahaladzim....." Reyhan merutuki kesalahannya.

Punya teman seperti Reyhan adalah paket kumplit bagi Alden. Dia membantu urusan dunia dan akhirat juga. Tidak apa hanya dekat dengan satu teman saja, asalkan berkualitas dan selalu ada di masa senang maupun sulit.

Makanya Reyhan senang temannya mau berubah setelah sekian lama merangkap menjadi bad boy plus playboy.

Selesai salat, mereka kembali ke dalam restoran untuk menghabiskan makanan, sekalian menunggu waktu Magrib juga.

"Seorang tahanan bernama Arya yang terjerat kasus pembunuhan pada seorang wanita yang baru-baru ini terkenal tewas di sel tahanan ...."

Restoran yang saat itu sedang hening karena hanya ada beberapa pengunjung membuat Alden dan Reyhan bisa mendengar suara televisi yang menyala di sana. Otomatis mereka langsung memusatkan perhatian pada barang elektronik tipis yang menggantung di dinding.

"Diduga kematiannya akibat dikeroyok sesama tahanan lainnya di dalam sel. Polisi akan segera menyelidiki kasus ini ...."

Alden dan Reyhan saling pandang.

"Adeknya baru meninggal tadi, Al. Kok ...."

Alden kembali fokus ke layar televisi, melihat berita dengan teliti.

"Kami dari Mitra TV melaporkan."

Sang reporter perempuan mengakhiri laporannya.

"Meninggal gara-gara dikeroyok? Emang untungnya apa?" tanya Alden kepada Reyhan.

"Mungkin emang bener dikeroyok, Al. Dulu mantan klien aku pernah bilang kalau di sel itu suka saling bully gitu. Kalau kasus kejahatannya besar, apalagi melibatkan seorang perempuan, misalnya pelecehan, dan lain-lain, biasanya suka disiksa sama tahanan lain. Katanya kejahatan itu udah keterlaluan. Mereka perlakukan tahanan lain sesuai dengan kejahatan yang diperbuat. Kalau tingkatannya masih copet, itu aman."

Wedding Dress √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang