Chapter 29 - Late

1.9K 429 189
                                    

Aina nerima lamaran Aska apa enggak nih?

Tebak dulu di sini 😜

Deg deg serrrr

Deg

Deg

Deg

Ah kelamaan

Yuk baca aja

Alden otw sad boy?

Atau ....

Masih berharap enggak?

Jangan lupa banyu cek typo ya 😭

Bismillahirrahmanirrahim

✿_____✿_____✿

Saking seringnya dikecewakan oleh realita, hanya bisa mengeluarkan suara 'hahahaha' untuk meratapinya, bukan lagi dengan turunnya air mata.

✿_______________✿_______________✿

"Alden, Tante mau bicara sama kamu." Alden yang baru menghentikan mobil, mendapat pertanyaan dari Lena. Mereka baru pulang dari rumah sakit sehabis menjenguk Aina. Mendengar nada serius dari suara Lena membuat Alden mematikan mesin mobil.

"Iya, Tan, bicara apa?"

"Kata Reyhan kamu kurang dekat sama orang tua kamu?"

Alden tak langsung menjawab.

"Jawab aja. Anggap Tante teman kamu."

"Ya seperti itu, lah, Tan. Ada masalah sejak kecil. Jadi terbawa sampai sekarang."

"Apa nggak bisa diselesaikan?"

"Udah berusaha, Tan. Tapi tetap rasanya jauh. Mungkin karena dulu saya terlalu membangkang sama mereka. Saya nggak bisa kayak Reyhan yang sedekat itu sama orang tuanya. Kemarin-kemarin saya udah coba, tapi ...."

"Kamu tahu kenapa Reyhan suka nyari pahala sebanyak-banyaknya?" sela Lena.

"Karena dia tahu, pahala berbakti sama orang tua itu ibarat makanan inti. Kiasannya begini, ketika seorang ibu meninggal, maka pintu tengah surga tertutup. Sedangkan ketika seorang ayah meninggal, maka semua pintu surga tertutup. Karena Reyhan nggak punya ayah, dia ngerasa ngelakuin amal-amal lain itu kayak nggak bakal sebanding kalau dia berbakti sama ayahnya. Dia ngerasa semua pintu surga tertutup untuknya. Itu yang memotivasi dia untuk terus beramal salih. Itu juga yang memotivasi dia untuk selalu menyenangkan hati ibunya.

"Oleh karena itu, Al. Bukan maksud Tante ikut campur sama masalah keluarga kamu. Tante hanya peduli. Perbaiki hubungan kamu sama orang tua kamu. Lebih dekatlah dengan mereka. Makanan inti kamu masih ada. Pahala berlimpah kamu ada pada mereka. Saat orang tua kita udah nggak ada semua nggak sama lagi."

"Iya, in syaa Allah, Tan."

"Jangan cuma bicara."

Alden sedikit tersenyum. "Oke."

"Kalau boleh Tante tahu, apa yang kamu sukai dari Aina?"

Alden mengernyit.

"Ada apa?" Kembali Lena bertanya.

"Kenapa Tante tiba-tiba tanya soal itu?"

"Tante cuma pengin tahu aja. Jawab sejujur-jujurnya, Al. Ini penting."

Wedding Dress √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang