Chapter 18 - Worried

1.7K 358 55
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

✿_____✿_____✿

"Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku."
(Umar bin Khattab)

✿_______________✿_______________✿

Reyhan dan Alden baru keluar dari kantor beriringan, mereka akan pergi ke pengadilan. Hendak memasuki mobil masing-masing, keduanya dihentikan oleh kehadiran dua lelaki dengan umur di atas mereka yang beberapa hari lalu pernah Alden temui. Orang suruhan Ardi.

"Apa Nona Aina datang ke sini?"

Alden menggeleng, heran.

"Biar kami periksa!"

Alden dan Reyhan saling melirik, lalu menyusul mereka.

Om Gustin yang masih ada di kantor beridiri dari duduknya saat melihat dua orang asing main nyelonong masuk. Tidak sopan.

"Aina pergi ke mana, Pak?" tanya Alden yang ikut penasaran. Mereka terakhir bertemu ya saat dipaksa pulang oleh papanya. Setelah itu Alden tidak mendapatkan kabar lagi dari Aina.

"Nona Aina menghilang. Dia kabur sejak malam."

"Kabur?"

"Sepertinya nggak ada di sini," sahut yang satunya lagi.

"Ya sudah, kami permisi." Keduanya keluar. Om Gustin mendekati Reyhan dan Alden dengan raut ingin tahu.

Alden lekas mengeluarkan ponsel, menelepon Aina.

Tersambung, namun tidak ada yang mengangkat.

Aina menghilang, kabur?

Malah ada nomor lain yang meneleponnya.

"Iya, Pak?"

"...."

"Sidang pagi ini batal?"

"Baik, Pak. Terima kasih."

Setelah itu Alden mencoba menghubungi Aska, siapa tahu dia tahu keberadaan Aina, tapi ponsel lelaki itu tidak aktif.

Aina menghilang, Aska juga tidak bisa dihubungi dan mendadak mengambil cuti hingga jadwal sidang tadi dibatalkan. Apa jangan-jangan mereka ....?

Saat menyadari keduanya menghilang di waktu bersamaan, Alden langsung memegang kepala, wajahnya menunjukkan ketakutan luar biasa. Dia seperti anak kecil yang baru ditipu oleh temannya gara-gara kelewat bodoh.

"Ada apa, Al?"

"Aska kayaknya pergi bareng Aina."

Om Gustin mencuri pandang ke Reyhan, paham bahwa situasi sedang tidak baik.

"Kayaknya Aina pergi sama Aska, deh, Al. Kamu bilang Aina dikurung di rumahnya? Bisa jadi Aina minta bantuan Aska untuk kabur. Terus ... mereka kabur bersama ala-ala cerita darama gitu. Sengaja nggak ningalin jejak dan matiin hape biar nggak ada yang ganggu."

Alden membatu, sedang Reyhan terus memanas-manasi. Om Gustin berusaha menghentikan Reyhan dengan memberikan kode, tapi Reyhan tetap saja menggoda.

"Waah, kayaknya mereka lagi berduaan, deh, Al. Aska bawa pergi Aina ke mana, ya? Ke pulau indah? Ke luar kota? Luar negri? Atau ... KUA ...."

Reyhan merasa tercekik lantaran kerah bajunya ditarik paksa, siapa lagi kalau bukan Alden pelakunya. "Rey, aku udah nggak lama nonjok orang. Mau coba? Ini aku lagi marah. Mau terus bicara?"

Wedding Dress √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang