Chapter 34 - About Aretha

2K 421 193
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

✿_____✿_____✿

Sekarang doaku bukan lagi meminta untuk diringankan beban, tapi untuk dikuatkan untuk melewati segala ujian dan menerima segala ketetapan.

✿_______________✿_______________✿

"Pasien mengalami amnesia retrograde. Yang di mana pasien masih bisa mengenal siapa dirinya, tapi dia tidak mampu mengingat informasi dan kejadian-kejadian sebelumnya yang pernah dialami sebelum terjadinya trauma kepala. Hal-hal yang dilupakannya meliputi memori yang baru terbentuk sampai memori masa-masa kecil."

"Tapi ibu dan bapak tenang saja, amnesia ini berbeda dengan demensia. Amnesia tidak akan mengubah sifat pasien, kebiasaan, kecerdasan, dan lain-lain. Hanya ingatan soal peristiwa saja yang terganggu."

"Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan pasien amnesia. Karena kerusakan otak yang dialami Alden cukup berat, ini termasuk ke dalam amnesia berat dan butuh waktu sekitar enam bulan untuk bisa memulihkan kembali ingatan yang pernah dilupakan."

Setelah melewati serangkaian tes akhirnya Galiena tahu bagaimana kondisi Alden sekarang. Ia harus menerima putranya mengalami amnesia. Kini ia sedang berada di luar ruang rawat Alden yang bagusnya sudah keluar dari ICU. Sadarnya Alden ternyata tidak benar-benar menjadi kabar bahagia. Tapi Galiena wajib bersyukur, Alden hanya amensia. Tidak ada luka fisik atau dalam yang lebih serius.

Galiena segera menghubungi Aina. Kemarin gadis itu pergi terburu-buru dan sampai hari ini belum kembali. Galiena juga lupa untuk menelepon dan memberi kabar.

"Aina, kamu di mana? Kamu mau ke RS?"

"Apa ada kabar terbaru, Tan?"

"Iya, Ai. Kenapa kamu nggak bisa Tante hubungi? Alden udah sadar. Tapi ..."

"Tapi apa?"

"Dia hilang ingatan, Ai. Alden amnesia."

Galiena mendengar Aina menangis. Cara bicara dia juga terdengar serak.

"Jangan menangis, Aina. Kata dokter ini cuma sementara. In syaa Allah, ingatan Alden akan kembali pulih. Kamu jangan putus asa. Kamu harus sabar kalau kamu jenguk Alden, Alden nggak inget."

"Kasih ... kasih aku kata-kata untuk menguatkan ....."

"Kamu kenapa, Aina?"

"Apa yang lebih menyedihkan, Tan? Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi."

Galiena semakin khawatir mendengar tangisan Aina di seberang sana. Dia seperti sedang menahan sakit yang teramat.

"Kamu masih punya Tante, Om, Alden. Kalian akan menikah, kamu tenang aja. Kamu sama Alden akan menikah. Walaupun Alden amnesia, Tante yakin dia nggak bakal lupain rasa cinta yang dia punya untuk kamu. Kami ada di sini untuk kamu."

Tidak ada balasan dari Aina.

"Kamu harus kuat menerima apa pun masalah yang datang, Nak. Kita nggak bisa memohon untuk meringankan beban yang Allah timpakan, kita cuma mampu untuk meminta dikuatkan .... Allah tahu kamu mampu melewati ini, Allah tahu kamu ...."

Sambungan telepon terputus padahal Galiena belum selesai bicara. Ia tatap ponselnya dengan hati tak enak. Rasa cemas menyelimuti.

✿_______________✿_______________✿

Bukan main-main Maya menjodohkan Aska. Seperti sekarang ini, di waktu libur kerja perempuan itu mengundang Aretha ke rumah. Maya ingin Aska dan Aretha pergi berdua untuk bisa mengenal satu sama lain.

Wedding Dress √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang