Chapter 12 - Trap

2.4K 454 103
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

✿_____✿_____✿

Pantas saja kepercayaan orang lain itu sangat mahal, karena orang-orang jujur di dunia ini sudah sangat langka.

✿_______________✿_______________✿

"Aina ... apa yang terjadi sama kamu, Nak?" tanya sang papa ketika melihat putrinya pulang dengan keadaan lemas.

"Aina jatuh ke kolam, Om," jawab Retno.

"Ya ampun, Ai. Kok bisa, sih?" Ardi terus memegang dua pipi Aina.

"Ceritanya panjang, Pa."

"Ya udah, kamu masuk ke kamar, ya," lanjut sang ayah. Aina mengangguk.

Retno membantu Aina berjalan masuk ke rumah.

"Om ... apa kabar?" tanya Alden.

"Semenjak kejadian itu pasti sesuatu yang buruk terjadi sama Aina. Saya udah kehilangan satu anak, dan saya nggak bisa lagi kalau harus kehilangan Aina."

"Kalau memang saya ada salah, saya minta maaf, Om. Om tenang aja, saya bakal selidiki siapa yang udah celakain Aina."

"Halah. Saya nggak butuh janji kamu."

Sejurus kemudian Retno sudah kembali. "Aina udah istirahat di kamarnya, Om."

"Terima kasih."

Ardi masuk ke dalam lalu menutup pintu, padahal Alden belum sempat pamit. Lelaki yang dulu sempat akan mertuanya kini menjauhinya dan bersikap dingin.

"Kamu saya antar pulang aja, ya?" ajak Alden kepada Retno.

"Eeh? Nggak usah, Pak. Saya bisa pulang sendiri."

"Udah nggak pa-pa. Saya antar aja. Ya?"

"Oh ya udah kalau Pak Alden maksa. Ayo."

Alden pun berjalan menuju mobilnya, diikuti Retno di belakang.

Alden menepikan mobil di depan minimarket.

"Retno, saya haus, bisa kamu belikan minuman di sana?"

"Oh, bisa, Pak."

Alden memberikan uang kepada Retno.

"Tasnya disimpan aja di situ," ucap Alden

"Baik, Pak." Retno keluar dari mobil Alden.

Setelah melihat kepergian Retno yang masuk ke minimarket, Alden lekas membawa tas yang Retno tinggalkan dan membukanya. Ia mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk.

Ia punya alasan tersendiri kenapa mengapa mengantar Retno pulang.

"Sebelumnya aku terima kertas itu dan aku langsung ke lantai atas."

"Kata Retno, dia terima suratnya dari sosok perempuan, kan?" Aina bertanya pada Retno yang duduk di sebelahnya. Dia langsung menganggukkan kepala.

Alden terus memperhatikan Aina dan Retno yang duduk di kursi belakang saat dalam perjalanan mengantar Aina ke rumahnya setelah insiden tenggelam.

"Waktu aku berdiri di pinggir kolam, tiba-tiba ada yang dorong aku. Untung aku sempet lepas kertas yang ada di tangan aku, mungkin ketiup angin dan terbang."

Alden masih terus memantau lewat spion, mencermati dengan jeli ekspresi Retno. Sedang telinganya terus mendengarkan kata demi kata yang terlontar dari mulut Aina.

Setelah menemukan beberapa alat make up dan segala aksesoris perempuan, akhirnya Alden menemukan benda mencurigakan, sebuah spidol warna merah. Dipandanginya spidol tersebut dengan saksama.

Wedding Dress √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang