Bismillahirrahmanirrahim
✿_____✿_____✿
Lelaki yang benar-benar mencintaimu, untuk menggenggam tanganmu pun dia perlu pikir panjang. Dosa atau tidak?
✿_______________✿_______________✿
"Aku ada di sana saat waktu kejadian."
Aska tampak terkejut. Yang awalnya duduk menyandar kini tegak.
"Kamu nggak pa-pa?" tanya Aska dengan wajah khawatir.
"Kalau aku kenapa-kenapa aku nggak bakal ada di hadapan kamu sekarang," jawab Aina setengah tertawa.
"Kamu masih sempat-sempatnya ketawa?"
"Lho? Kenapa?"
"Kamu hampir ada dalam bahaya. Kamu beneran nggak pa-pa?" Aska masih terlihat cemas, lebih kepada marah.
Aina tepegun melihat reaksi Aska.
"Sekhawatir itu kamu sama aku?" tanya Aina.
Giliran Aska yang diam.
"Aku nggak pa-pa, Ka. Buktinya aku ada di sini. Tolong tenang dulu, ya." Aina memberikan ponselnya yang tersambung dengan earphone warna putih. "Coba kamu denger ini."
Aska memasang earphone ke dua telinganya, gelombang suara yang mampu menjadi bukti kuat pun masuk ke gendang telinga. Dua mata Aska menyipit. Aina yang melihat itu menyeduh kopi yang sejak tadi tersaji.
Setelah selesai mendengarkan, Aska melepaskan earphone-nya.
"Kamu terlalu pemberani. Kalau orang lain pasti lebih memilih kabur dan nggak mau ikut campur. Nyawa kamu bisa ikut terancam juga. Hal yang paling ditakutin dari pelaku kejahatan adalah saksi."
"Aku nggak bisa buat nggak peduli. Siapa tahu Tuhan sengaja kirim aku ke tempat itu, untuk menyelesaikan kasus ini. Ini bukan bunuh diri, Aska. Ini jelas-jelas pembunuhan. Aku nggak mau orang lain ngalamin hal yang terjadi sama Alisa. Itu sebabnya aku berani buat jadi saksi."
"Dan ..." Aina mengeluarkan kertas di tas. "Dia liat wajah aku waktu itu. Dia tau, aku adalah satu-satunya saksi tentang pembunuhan itu."
Aska membaca isi kertas dan kembali dibuat tersentak.
"Ini bahaya," ucap Aska selepas membaca. Ia mendongak, menatap Aina yang tidak terlihat wajah takutnya sama sekali.
"Kamu nggak bisa jadi saksi di kasus ini. Aku bisa tangkap dia dengan bukti lain. Aku bakal berusaha biar dia dihukum. Tapi bukan bukti yang kamu kasih."
"Ini bukti yang paling kuat, Ka."
Aska menggeleng. "Kamu bisa dalam bahaya. Aku nggak bakal biarin kamu ikut campur sama masalah ini. Jangan sepelein ini."
"Aku nggak takut sama ancaman dia. Ini karena dia takut bakal ketangkap."
"Nggak semua gertakan cuma sebatas gertakan aja."
"Jadi ...."
"Aku bakal tangkap dia tanpa melibatkan kamu."
Aina mengernyit.
"Nggak ada cara lain, Ka."
"Ada!"
"Kalau kamu kalah, kamu bakal nyesel. Please. "
"Enggak." Aska beranjak pergi meninggalkan Aina.
"Aska aku mohon!" teriak Aina, cukup membuat Aska menghentikan langkah. Ia berbalik ke belakang, ekspresi serba salah terpancar di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Dress √
Художественная проза[SPIN-OFF ADA SURGA DI MATAMU] cover by @adeliafell Setiap orang pasti menginginkan yang namanya memakai baju pengantin di hari pernikahan. Sepertinya itu adalah mimpi semua orang saat akan melangkah mengarungi bahtera rumah tangga. Termasuk mimpi s...