Chapter 38 - Expiation

2.2K 410 138
                                    

FAKTA AUTHOR KETIKA MENULIS WEDDING DRESS :

Kalau bikin adegan Aina & Alden, aku kubu mereka, kalau bikin adegan Aina & Aska, aku jadi kubu mereka.

Gimana aku gak bingung coba???

Asli deh.

Pas nulis Aska, aku lupa Alden. Pas nulis Alden aku lupa Aska.

Gimana betapa sulitnya untuk menyeimbangi itu biar gak berat sebelah. Aku harus adil dong :p klo gak adil, nanti aku dituntut :v

Semoga pembaca juga sama kayak aku.

Netral.

Tapi klo udh cinta banget sama Aska / Alden memang susah sih.

Aku mah sbg penulis netral aja. Karena Alden sama Aska sama-sama berjuang, cuma beda jalan.

Dan ... memang wajib ada yang sad boy. Ya kan ya kannnnnnnn..... *Senyum jahat. Masa iya harus poliandri 😭

Oke udah deh cuap-cuapnya.

Bismillahirrahmanirrahim

✿_____✿_____✿

Jika kamu kehilangan sesuatu, percayalah Allah akan gantikan dengan yang lebih baik di waktu yang tepat.

✿_______________✿_______________✿

Aska masuk ke dapur, melihat Aina yang sedang mencuci piring. Ia sedikit tersenyum dan berjalan lebih mendekat.

Pria itu bersandar di permukaan kulkas yang terletak tak jauh dari wastafel, sesekali melirik Aina yang fokus dengan piring-piring yang ia cuci.

"Jangan cuma ngeliatin, kamu mau ngomong apa, Ka?" tanya Aina yang peka.

"Aku cuma mau bilang ... masakan kamu tadi enak."

"Tau dari mana kamu kalau yang tadi itu masakan aku?"

"Cuma nerka aja, tapi aku benar, kan?"

Aina tersenyum. "Oke. Kamu bener. Kamu kan udah kenal aku dan sering makan masakan aku. Sekarang aku mau nanya, gimana caranya kamu berani melamar aku lagi? Dan posisinya, kamu kan udah dijodohin sama perempuan yang namanya Aretha."

"Ceritanya panjang."

"Sepanjang apa, sih?"

"Ya panjang."

"Ayo, dong, aku mau denger. Kalau enggak. Aku lempar pakek busa." Aina meneteskan sabun ke tangan dan mencampurnya dengan air agar menjadi busa.

"Kamu galak, ya?"

"Udah tahu aku galak, tetep mau nikah sama aku? Tetep datang melamar?"

"Itu bukan masalah besar. Melamar kamu adalah melamar semua kekurangan kamu juga, Ai."

"Ayo cerita."

"Oke-oke, aku cerita, ya."

✿_______________✿_______________✿

"Kalau kamu cinta sama Aina, kenapa kamu nggak coba kejar dia lagi? Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu masih punya harapan?" tanya Aretha. "Aku liat dengan jelas tadi waktu kamu liat Aina pergi. Kamu kayak pengen ngelarang dia pergi tapi kamu nggak bisa apa-apa."

"Kamu punya kemampuan menilai orang dari tatapan mata, ya? Kok kamu jadi tiba-tiba bahas ini?" tanya Aska yang hendak mengantar Aretha pulang ke rumahnya.

Wedding Dress √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang