#3 Rival (Race II)

862 130 0
                                    

Soulmate
By : Yoora Kin










Mereka bersiap di garis start. Jeno sudah siap dengan helmnya. Hyunjin ? dia sengaja meminta Karina membantunya memakai helm. Membuat Jeno kesal. Dia semakin ingin mengalahkan Hyunjin.

"Kamu hati-hati !", nasihat Karina dan diangguki Hyunjin. "Lo juga Jen !", tentu saja Karina tidak melupakan Jeno.

Winter sudah berdiri di tengah-tengah dengan bendera di tangannya. Tepat saat gadis itu memberi aba-aba mulai. Mereka langsung melesat dengan kecepatan tinggi.

"Dari yang gue lihat, mereka punya taruhan sendiri", kata Chenle sambil melirik Karina.

"Gue udah duga sejak Hyunjin sengaja ngajak Karina mesra-mesraan. Jeno pasti panas-dingin", sambung Xiaojun.

"Makanya gue yakin Jeno bakal menang", timpal Renjun.

"Bener sih, mana mau dia ngalah kalo soal Karina", sambung Haechan.

"Tapi, jangan ngeremehin Hyunjin ! mereka imbang", ucap Jaemin serius.

"Yah, kalo skill mereka imbang. Tinggal lihat aja siapa yang lebih licik", sambung Sungchan dan diangguki yang lain.

Sementara itu di arena balap...

Dua motor saling menyalip tak jarang mereka dalam posisi sejajar. Keduanya sama-sama hanya fokus untuk menang. Hingga yang paling menegangkan di putaran terakhir. Jeno menyerigai bersiap mengeluarkan kartu andalannya.

Tepat di tikungan terakhir Jeno menyalip Hyunjin dan motornya melaju lebih cepat. Tidak rugi dia menghabiskan jatah uang jajan 3 bulan untuk modifikasi motornya. Curang ? ilegal ? tidak ada yang namanya curang di arena mereka. Ini soal siapa yang lebih licik.

Hyunjin jelas kesal. Dia melempar sembarangan helmnya saat tiba di garis finish. Tatapan tajamnya langsung terarah ke Jeno. Sedangkan Jeno tidak peduli. Toh, dia yang menang untuk apa meladeni lawan yang kalah.

Sudah terlanjur kesal. Hyunjin menarik Karina untuk ikut pergi dengan dengannya. Tapi sedetik kemudian Jaemin menahan sebelah tangan Karina. Itu mengundang aura mencengkam dari Hyunjin.

"Karina ikut gue. Kita mau pesta kemenangan", kata Jaemin dingin. Kalau bukan mengingat Jaemin adalah sepupu Karina pasti Hyunjin sudah menyerangnya.

Tatapan Hyunjin beralih ke Jeno yang menatapnya tajam seakan menuntut hadiahnya. Mereka memang tidak saling bicara tapi secara tidak langsung mereka memang menjadikan Karina bagian dari taruhan. Dengan sangat tidak rela, Hyunjin melepaskan tangan Karina.

"Telepon aku kalo ada apa-apa", Hyunjin mengusap pucuk kepala Karina.

"Tenang aja ! ada Na Jaemin", jawab Karina tersenyum cerah.

"Jadi siapa yang bawa motor gue ?", tanya Chenle setelah Felix mengembalikan kunci motornya.

"Sini gue yang bawa !"

Seketika mereka melotot menatap Karina yang mengambil kunci dari tangan Chenle kecuali Jaemin. Sedangkan Karina ? dia hanya tersenyum polos. Mereka terlalu meremehkan gadis itu. Begitu-begitu Karina tahu caranya mengendarai motor yang berkali-kali lebih besar dan berat darinya. Jaemin tahu itu.

"Gue tahu kok ngendarain motor", jawab Karina pamer dan diangguki Jaemin.

"Kamu yakin ?", tanya Hyunjin khawatir.

Karina berjinjit dan menarik bahu kiri Hyunjin mendekatkan telinganya ke Karina untuk berbisik.

"Daripada aku dibonceng mereka. Kan Jaemin sama Winter. Ntar kamu cemburu lagi", bisik Karina mengundang senyum Hyunjin.

"Cielah malah bisik-bisik, pamer kemesraan", cibir Lee Know.

"Ya udah kamu hati-hati !", Hyunjin mengacak pelan rambut Karina gemas.

Cup...
Karina berjinjit lagi dan mengecup singkat pipi Hyunjin. Tingkah Karina benar-benar membuat Hyunjin gemas. Jeno ? dia mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Aku juga mau dong dicium !", rengek Jaemin ke Winter dan mendapat pelototan tajam dari kekasihnya.

Mereka akhirnya pergi dengan Karina mengendarai motor Chenle. Karina berada di tengah-tengah kawanan itu. Mereka tidak ingin terjadi sesuatu padanya.

Mereka langsung mengarah ke club biasa tempat mereka berkumpul. Dan tanpa diduga Ningning dan Giselle sudah ada disana.

"Lah kok bisa ?", tanya Xiaojun heran melihat adiknya ada disana.

"Gue bohong bilang mau nginep di rumah Giselle", jawab Ningning bangga.

Kini giliran Giselle mendapat tatapan tanda tanya dari Jeno. "Gue keluar diem-diem. Doyoung oppa lagi ritual sama pacarnya di kamar", jawab Giselle dan mendapat pelototan Jeno.

Mereka berpesta malam itu tapi tidak sampai mabuk. Mereka hanya minum secukupnya mengingat masing-masing membawa kendaraan. Dan ditambah ada cewek-cewek disana.

Jeno tidak bisa melepaskan fokusnya dari Karina yang sibuk berduet dengan Winter sesekali menari.

"Jangan diliatin mulu ! dipepet sampe jadi", Jaemin merangkul bahu sahabatnya. Memang Jaemin lebih setuju sepupunya itu dengan Jeno.

"Kayak nggak tahu aja lo. Tuh anak mana ada ngelirik gue ? di matanya cuma Hyunjin, Hyunjin dan Hyunjin", Jeno masih kesal mengingat tingkah manis Karina ke Hyunjin tadi.

"Terus lo nyerah gitu ? lo kan lebih kenal Karina daripada Hyunjin. Yakinin dia kalo lo lebih baik dari Hyunjin"

Jeno berpikir sejenak menatap Karina. Disini memang dirinya yang bodoh terlambat menyadari perasaan. Dia baru sadar ketika Karina sudah bersama Hyunjin. Tadinya dia ingin menyerah dan melupakan perasaannya untuk Karina. Tapi melihat kelakuan Hyunjin membuat Jeno tidak bisa merelakan Karina ke pelukan Hyunjin. Mungkin hari ini semua masih bisa dimaafkan. Tapi tidak ada yang tahu sejauh mana Hyunjin akan menyakiti Karina.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang