#27 Don't Leave Me

623 80 1
                                    

Soulmate
By : Yoora Kin









Tidur Karina terganggu oleh deringan HPnya. Dia masih nyaman dengan tidurnya mengabaikan deringan itu dan semakin masuk ke pelukan Jeno. Hangat dan nyaman. Dia sangat menyukai pelukan Lee Jeno.

Semenit kemudian dia kembali berdecak kesal karena HPnya kembali berdering. Dia akhirnya menyerah dan meraih HPnya mendapati kontak Tiffany di layar HPnya membuatnya menghela nafas kesal.

Dengan sengaja Karina me-reject panggilan itu bahkan menonaktifkan HPnya. Yah, semenjak masalah tahun lalu. Karina berubah dingin pada Tiffany dan Yunho. Tidak sekalipun mengangkat panggilan kedua orangtuanya. Terkadang Tiffany mencoba menghubunginya melalui Jaehyun tapi Karina langsung mematikan telepon begitu mendengar suara Tiffany.

Brak...

Karina dan Jeno. Keduanya terlonjak kaget sampai terduduk di atas tempat tidur ketika sosok sepupunya, Liu Yangyang tiba-tiba membuka pintu kamar dengan kasar. Jeno reflek menarik selimut menutupi tubuh bagian atas Karina yang tahulah... tidak memakai apapun di bawah selimut.

"LIU YANGYANG !", teriak Jeno kesal.

Yangyang sendiri jelas terlihat panik. Dia jelas diguyur keringat seperti baru saja dikejar-kejar hantu. "Jen balik ke sebelah ! tadi gue lihat tante Tiffany di lobby", ucap Yangyang membuat sepasang kekasih itu kembali terkejut.

Jeno panik keluar dari tempat tidur dan mencari-cari bajunya. Karina sampai menutup matanya. Jangan lupa ! Jeno tidak memakai apapun. Begitupun Yangyang yang berbalik keluar kamar.

"Aku pergi dulu !", Jeno mengecup singkat dahi kekasihnya dan  bergegas kembali ke apartemennya yang hanya bersebelahan dengan unit milik Karina.

Karina sendiri langsung berpakaian setelah Jeno keluar kamar. Dengan cekatan dia membereskan kamarnya yang berantakan. Mengganti seprei juga, menyingkirkan bekas-bekas kekacauan semalam dengan Jeno.

Ceklek...

Karina menoleh mendapati Jeno kembali bersama Yangyang. "Mama kamu di koridor jalan kesini", ucap Jeno panik. Otomatis Jeno tidak bisa kembali ke apartemennya yang berada dua unit dari lift.

"Tunggu disini ! kunci pintunya jangan berisik !". ucap Karina lalu keluar dari kamarnya.

Dan benar. Sedetik kemudian terdengar suara bel artinya Tiffany suda ada di depan pintu. Karina malas bertemu Mamanya tapi dia akhirnya membukakan pintu.

"Kirain nggak bakal dibukain pintu", sindir Tiffany berjalan masuk mengekor Karina yang langsung berbalik masuk. Jika dulu mungkin Karina akan memeluk, menyambut Mamanya dengan tingkah manjanya. Tapi kini, itu sangat tidak mungkin untuk Karina. Dia tidak ingin membuang tenaga untuk orang yang tidak pernah menghargainya.

"Kenapa telepon Mama selalu direject ?", tanya Tiffany. Dia sengaja mengunjungi Putrinya karena kebetulan sedang ada urusan di LA. Dia hanya ingin memeriksa keadaan Putrinya setelah setahun Karina sengaja memutus kontak dengannya ataupun Yunho.

"Nggak ada juga yang mau aku omongin sama Mama", jawab Karina ketus.

Tiffany menghela nafas melihat respon dingin Karina. Kemana Putri kecilnya yang ceria dan manja ?

"Ya sudah ! Mama senang kamu baik-baik aja. Kalo gitu Mama pergi dulu", ucap Tiffany pamit.

Mengusap kepala Putrinya lembut meski Karina sendiri tidak mau menatapnya. Tidak ada gunanya juga dia berlama-lama disana. Karina jelas terganggu dengan kehadirannya.

Buk...

Tiffany reflek menoleh ke arah pintu kamar yang tertutup rapat karena mendengar suara benda jatuh.

"Katanya Mama mau pergi", Karina langsung menahan Tiffany yang hendak mendekati kamar Karina.

Sungguh Karina takut ketahuan ! di dalam kamar pun Jeno sudah berkeringat dingin dan jantungnya tidak berdetak sangat cepat. Sungguh menegangkan.

"Tadi Mama dengar suara darisana"

"Suara apa ? Karina nggak dengar apa-apa. Mungkin Mama salah dengar"

Ekspresi Tiffany masih curiga tapi sedetik kemudian dia percaya. Karina bernafas lega begitu Mamanya pergi.

"Mama udah pergi !"

Ceklek...

Pintu kamar terbuka dan menampilkan Jeno dan Yangyang berkeringat dingin karena tegang hampir ketahuan.

"Btw, ngapain gue ikutan sembunyi ?", tanya Yangyang akhirnya sadar dia tidak perluh ikut bersembunyi. "Yahhh, gue nggak sempat minta jajan ke tante", sambungnya kecewa.

Karina dan Jeno menatap pemuda itu heran. Salah sendiri terbawa suasana dan ikut bersembunyi.

"Kamu belum baikan sama Mama-Papa kamu ?", tanya Jeno.

"Aku nggak marah. Cuma kecewa sama mereka", jawab Karina.

"Maaf ! ini gara-gara aku"

"Bukan karena kamu. Aku selalu kecewa dengan tindakan mereka. Cuma puncaknya aja waktu Papa minta aku putusin kamu", ucap Karina. "Jadi stop bilang ini salah kamu !", tegas Karina menagkup kedua pipi kekasihnya dan menatap matanya dalam. Jeno meraih tengkuk Karina mempersempit jarak keduanya.

"Ekhem ! gue nebeng sarapan", ucap Yangyang lagi-lagi menginterupsi mereka. Sungguh ! Bolehkan Jeno mengirim Yangyang ke planet lain ? Hobby nya mengganggu mereka.

"Gue rela lari naik tangga demi kalian biar nggak ketahuan. Mana terima kasih nya ?", sambung Yangyang sebelum terkena tendangan Jeno lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Apa LA sesempit itu ? Karina sedang berkencan dengan Jeno saat dia melihat Tiffany dan Suho keluar dari salah satu resto. Untungnya keduanya sigap langsung bersembunyi dengan masuk ke salah satu toko. Dan bahkan beberapa jam kemudian kembali hampir berpapasan saat keduanya keluar dari cafe. Tidak ingin mengambil resiko keduanya memutuskan untuk pulang.

"Tadi menegangkan ! berasa lagi jadi agen rahasia", ucap Jeno sedikit terkekeh saat mereka memasuki apartemen.

"Agen rahasia ? lebih cocok buronan takut ketangkep polisi", ucap Karina membuat tawa Jeno semakin keras.

"Lucu darimananya coba ? jantung aku rasanya mau copot"

"Kan seru sayang !"

"Ck, terserah kamu deh !"

Karina memilih menuju kamarnya. Dia ingin mandi menyegarkan pikiran. Kepalanya terasa berat seharian menghindari Tiffany.

"Jangan terlalu khawatir ! selama ini kita nggak ketahuan. Lagian Mama kamu cuma sebentar di LA", ucap Jeno yang kini membantu Karina mengeringkan rambutnya.

"Aku takut kalau sampai ketahuan Papa. Takut Papa nekat ngelakuin hal buruk"

"Ssts... kita lewati semuanya sama-sama. Bahkan kalo nanti ketahuan, janji kita hadapi orangtua kamu bersama !"

Karina mengangguk dan memeluk Jeno erat. Menghirup aroma khas milik Jeno yang selalu menenangkannya. Bahkan seluruh dunia ingin memisahkan mereka. Karina hanya membutuhkan Jeno nya.

"Aku sayang kamu !", gumam Karina tepat di telinga Jeno membuat pemuda itu tersenyum dan semakin mendekap tubuh kekasihnya.

"Aku juga", balas Jeno mengecup pundak Karina.

"Don't even think about leaving me! You're driving me crazy so you have to take responsibility for that !", ucap Karina sangat dalam dan serius.

"This might be crazy. But I'm obsessed with you. I can't let you go ! You're my one and only soulmate", balas Jeno.

Jeno kembali mencium kekasihnya. Keduanya saling membalas lembut hingga pasokan oksigen habis dan terpaksa mengakhiri ciuman yang memabukan itu.

"Kok mulut kamu asin ?", tanya Karina tiba-tiba.

"Kan tadi habis makan double cheese !", jawab Jeno dan mengundang tawa keduanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang