HAPPY READING!❤
oOo
Alvin menggandeng tangan mungil Zetta. Keduanya sedang berjalan memasuki lorong masuk sekolah mereka. Zetta mengembangkan senyumnya ketika melewati koridor lantai satu. Cuaca pagi ini begitu tenang, setenang suasana hatinya. Semoga ketenangan tersebut juga berlaku untuk harinya kali ini.
"Alvin!"
Suara nyaring seorang gadis menghentikan langkah kedua remaja yang baru saja memijakkan kakinya pada pijakan pertama tangga.
"Kenapa lo nggak berangkat bareng gue sih?" tanya gadis berambut ash grey dengan nada kesal.
Alvin terkekeh pelan. "Sorry. Nggak nyasar kan lo?"
"Enggak lah!" jawab gadis itu.
"Kok belum ganti warna rambut?"
Gadis itu menatap Alvin bingung. "Kenapa? Bukannya lo bilang kalo sekolah ini membebaskan murid untuk mewarnai rambut mereka?"
Zetta memandang dua orang di depannya yang terlihat akrab. Sepertinya, gadis ini adalah teman lama Alvin. Mungkin?
"Iya. Tapi, lebih bagus kalo rambut lo hitam, Mel."
"Oh my gosh, Alvinku! Perhatian banget sih lo sama penampilan gue, kan gue jadi baper," ujar gadis itu seraya memeluk lengan Alvin, lalu menatap Zetta yang berdiri di sebelah Alvin.
Alvin melepaskan tangan gadis itu dari lengannya, kemudian menatap Zetta yang sedang menatapnya bingung. "Oh, iya, Mel. Ini Zetta, pacar gue."
Gadis itu mengangguk pelan, lalu mengulurkan tangannya.
"Melva. Gue murid baru di sekolah ini. Nice to meet you," ucap gadis berambut ash grey itu seraya memandang Zetta dengan pandangan penuh arti.
Zetta menjabat tangan gadis di depannya "Zetta. Nice to meet you too."
Keduanya masih saling berjabat tangan. Zetta mengerutkan keningnya ketika melihat Melva memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Ada apa dengan gadis di depannya ini?
"Mel!" tegur Alvin. Membuat Melva melepaskan jabatan tangannya dengan Zetta.
"Vin, temenin gue ke ruangan Pak Doni, yuk! Bokap bilang kalo gue harus ketemu Pak Doni buat nanyain kelas," pinta Melva dengan wajah memohon.
Alvin menoleh ke arah Zetta. "Ta, aku temenin Melva bentar boleh, kan?"
"Aku-kamu?" ujar Melva tiba-tiba.
Zetta memandang Melva bingung. "Kenapa?"
Melva menggelengkan kepalanya. "Enggak papa. Cuma aneh aja, kalo Alvin bilang aku-kamu sama orang lain."
"Zetta bukan orang lain. Dia pacar gue, Mel," ucap Alvin tenang, namun terdengar tegas.
Melva terkekeh garing. "Iya, gue tau. Sekarang, lo anterin gue ke ruangan Pak Doni."
Zetta memandang Alvin yang sudah ditarik menjauh oleh Melva. Tanpa berpikir lama, gadis itu langsung menaiki tangga menuju kelasnya.
***
Zetta dapat mendengar suara berisik yang berasal dari dalam kelasnya. Kelasnya memang selalu berisik, bahkan semua guru mengatakan bahwa kelas 12 IPS 2 adalah kelas yang paling berisik di antara kelas-kelas lain.
"Nggak dianterin sama Alvin?" tanya Nina saat Zetta sudah duduk di bangkunya.
"Dia lagi nemenin temennya ke ruangan Pak Doni," jawab Zetta santai, lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan memainkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAMBLES (COMPLETED)
Teen Fiction⚠Sequel INVOLVED⚠ Tentang Alvinno Vernando Williams yang menyembunyikan kisah masa lalunya dari kekasihnya. Hingga suatu hari, sahabat lamanya datang dan mengungkit-ungkit cerita lama mereka. Sejak saat itu, Alvin kembali teringat sesuatu yang membu...