38. Cemburu

160 76 60
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Banyak sekali murid yang berdatangan memasuki kantin. Adela sudah berada di kantin bersama teman-temannya dengan makanan mereka yang sudah mulai dinikmati.

"Keren banget lo, Del. Bisa bikin demam Alvin sembuh dalam semalam," ucap Diva.

"Kan udah gue bilang, obatnya itu ada di Adela," timpal Nina.

"Apaan sih kalian? Alvin sembuh bukan karena gue, tapi emang udah takdirnya dia sembuh," terang Adela.

Sherly tertawa pelan. "Santai aja dong. Nggak usah sewot."

"By the way, sekarang Alvin sering dapet hadiah dari para Adek Kelas loh, Del," ujar Tania.

"Biarin. Nggak peduli gue."

"Baru diomongin udah ada contohnya," ucap Revan yang duduk di sebelah Tania.

Adela mengikuti arah pandang Revan. Dia melihat Alvin yang berada di meja kantin tidak jauh darinya sedang mengobrol dengan seorang gadis yang Adela rasa dia masih kelas 10.

"Kak Alvin, aku bawa hadiah buat Kakak. Tolong diterima, ya," ucap gadis itu seraya tersenyum manis.

"Thanks," balas Alvin singkat seraya menerima hadiah untuknya dan dia serahkan kepada Fendy yang duduk di sebelahnya.

"Aku boleh duduk di sebelah Kakak nggak?"

"Kenapa? Lo nggak punya temen di sini?" tanya Vano.

Gadis itu terlihat tidak suka dengan pertanyaan Vano, tetapi dia tetap berusaha tersenyum di depan Alvin.

Adela yang sudah selesai menghabiskan makanannya segera berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri meja Alvin. Dia langsung melihat name tag adik kelasnya. Ternyata, gadis itu bernama Kayla.

"Lo kelas berapa?" tanya Adela to the point.

"Kelas sepuluh, Kak," jawab gadis itu sedikit takut.

"Terus ngapain di sini? Ini kawasan kelas dua belas. Kelas sepuluh di sebelah sana," jelas Adela seraya menunjuk arah kanan menggunakan dagunya.

"Aku cuma mau ngasih hadiah ke Kak Alvin. Emang salah?" tanya Kayla.

Adela menatap Alvin yang juga sedang menatapnya, lalu dia kembali menatap Kayla yang sedikit lebih pendek darinya. "Salah. Karena lo ngasih hadiah ke pacar gue."

Alvin terkejut dengan ucapan Adela. Begitu pun dengan teman-temannya yang lain. Mereka tidak menyangka jika Adela akan berkata seperti itu di depan umum.

"Bukannya kalian udah putus?" tanya Kayla dengan wajah bingung.

"Enggak. Kita nggak putus. Kemarin cuma lagi ada masalah, makanya renggang. Sekarang, mending lo jauhin Alvin," balas Adela.

Kayla menatap Adela dan Alvin dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu gadis itu berlari kecil meninggalkan meja Alvin dan menghampiri teman-temannya yang sedari tadi hanya menonton.

Alvin berdiri dari duduknya dan menarik tangan Adela keluar dari kantin. Adela hanya diam seraya mengikuti langkah Alvin yang ternyata membawa dia menuju rooftop sekolahnya.

"Kenapa bawa gue ke sini?" tanya Adela.

Alvin memegang kedua bahu Adela. "Kenapa lo bilang kita nggak putus? Lo cemburu? Apa lo mau balikan sama gue?"

"Enggak."

"Terus, kenapa bilang kaya tadi?"

Adela hanya diam tidak ingin menjawab. Dia juga tidak mengerti kenapa mulutnya berkata bahwa hubungannya dengan Alvin belum berakhir. Sebenarnya, dia juga tidak terima jika Alvin didekati oleh gadis lain.

SHAMBLES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang