32. Ungkapan

225 100 119
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Flashback on.

Seorang gadis dengan rambut cokelat gelap mengenakan kaos olahraga SMA Aditama sedang berlari di koridor lantai satu karena baru saja membuat ulah dengan beberapa seniornya. Keenam remaja yang mengejarnya meneriakkan namanya dengan keras, sehingga membuat suasana bertambah gaduh.

"Zetta, berhenti lo!"

"Woy, Zetta, jangan lari!"

"Zetta, berhenti atau kita bakal hukum lo!"

Gadis yang bernama Zetta mengabaikan panggilan tersebut dan terus berlari menyusuri koridor. Karena lelah berlari, Zetta masuk ke salah satu ruangan untuk bersembunyi dari para seniornya.

"Astaga, roti sobek!" pekik Zetta. Ternyata, dia memasuki Ruang Ganti cowok.

"Lo ngapain masuk loker cowok?" tanya cowok yang baru saja memakai kaos olahraga seraya memandang Zetta bingung.

Saat Zetta akan menjawab, dia mendengar suara para senior yang mengejarnya mulai mendekat. Zetta segera menarik tangan cowok itu dan mengajaknya bersembunyi di balik loker.

"Jangan bersuara," bisik Zetta seraya menaruh jari telunjuk di depan bibirnya.

Cowok itu hanya diam karena terpesona dengan wajah cantik dan manis gadis di depannya. Apalagi, wajah keduanya hanya berjarak 5 cm karena Zetta menahan pundaknya untuk menutupi tubuhnya agar para senior tidak menemukannya.

Zetta menghela napas lega, karena keenam senior itu sudah pergi menjauh dari Ruang Ganti cowok. Gadis itu mendorong pelan dada cowok yang bersembunyi dengannya dan mengintip ke arah pintu.

"Mereka udah pergi," Zetta tersenyum ke arah cowok di depannya. "Makasih. Gue duluan."

"Tunggu. Kita belum kenalan," ujar cowok itu. Membuat Zetta membalikkan badannya.

"Nama gue Alvin," lanjut cowok bernama Alvin seraya mengulurkan tangan kanannya.

Zetta ikut mengulurkan tangan kanannya. Namun, sebuah panggilan menghentikan pergerakannya.

"Zetta!" panggil seorang cowok dengan rambut yang memang asli berwarna pirang.

Zetta menoleh ke arah cowok yang baru saja memanggil namanya. Dia adalah Revan, pacar Zetta.

"Kamu ngapain di sini?" Revan memegang pergelangan tangan Zetta. "Ayo, pergi. Senior udah nungguin kita."

Zetta mengangguk, kemudian melangkahkan kakinya seraya masih digandeng oleh Revan. Gadis itu menoleh ke arah Alvin, lalu tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya karena cowok itu sudah melindungi dirinya dari para senior tadi.

Flashback off.

Alvin tersenyum seraya memandang fotonya bersama Adela yang ada pada wallpaper ponselnya. Cowok dengan kaos putih polos dan celana chino pendek berwarna latte itu baru saja teringat pertemuan pertamanya dengan Adela dua tahun lalu saat MOS di SMA Aditama.

"Siapa pun nama lo, gue nggak peduli. Karena yang gue tau, cuma cewek yang ada di layar ponsel ini yang bisa buat gue jatuh cinta," ujar Alvin seraya memandang foto Adela.

Ting.

Sebuah pesan muncul di layar ponsel Alvin. Membuat sang pemilik ponsel segera mengetikkan kata sandi untuk membuka ponselnya dan membaca chat yang dikirim oleh tetangganya.

Melva

Melva :
alvin, tolongin gue!

Melva :
buruan ke taman deket rumah.

SHAMBLES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang