11. Kantin

279 153 127
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Bel istirahat sudah berbunyi. Zetta yang baru saja keluar dari kelas mengerutkan keningnya ketika melihat gerombolan teman seangkatannya berlarian menuju kantin kelas 12 yang berada di lantai 3.

"Ada apa sih?" tanya Sherly bingung.

Kedua mata Diva berbinar. "Mungkin hari ini semua makanan di kantin gratis."

"Kayaknya bukan karena itu," jawab Nina.

Ting!

Ponsel Zetta berdenting. Gadis itu segera membuka layar ponselnya dan mendapati pesan dari Zidan yang memintanya untuk segera menuju kantin.

Nina mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya. "Atau jangan-jangan..."

"Kenapa, Nin?" tanya Diva penasaran.

Nina tidak menjawab. Gadis itu hanya senyam-senyum tidak jelas. Hal itu membuat Diva semakin penasaran.

"Mending kita ke sana. Yuk!" seru Zetta yang diangguki yang lainnya.

***

Zetta dan ketiga sahabatnya telah sampai di kantin. Keempat gadis itu mengerutkan keningnya ketika pandangan semua siswi di kantin tertuju pada meja yang berada di bagian tengah kantin tersebut.

Zetta mengikuti arah pandangan mereka. Ada Zidan yang duduk di meja tengah kantin bersama Alvin dan seorang cowok yang duduk di sebelah Alvin itu namanya Revan, mantan Zetta.

"Tuh kan bener! Ada Kak Zidan!" seru Nina Antusias. Membuat ketiga cowok yang sedang mengobrol di meja tengah kantin itu menoleh.

"Astaga, dia noleh," ujar Diva.

Sherly menggigit bibir bawahnya. "Demi apa dia ganteng banget!"

"Aduh, bisa pingsan nih gue." Diva memegangi lengan Nina.

Zetta terkekeh pelan. "Lebay lo pada!"

"Abang lo ganteng banget, Zetta," gumam Nina.

Sherly memegang bahu Zetta. "Zetta, gue mau jadi kakak ipar lo."

"Enggak, Sher! Biar gue aja," sahut Nina.

"Apa sih? Katanya lo mau sama Pak Daniel," balas Sherly.

Zetta hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah ketiga sahabatnya. Mereka memang terbiasa seperti itu jika bertemu dengan Zidan.

Tanpa berpikir lama. Zetta berjalan menuju salah satu stan pedagang. Dan, dia juga memesan minuman sesuai dengan pesanan yang Zidan sampaikan melalui chat tadi.

"Kak Zidan!" seru Zetta seraya berjalan mendekati meja Zidan.

Zidan mengisyaratkan kepada Zetta agar gadis itu duduk di sampingnya.

"Jadi, lo yang bikin satu sekolah heboh?" tanya Zetta setelah duduk di sebelah kakaknya.

Zidan menatap sekelilingnya yang terdapat siswi-siswi SMA Aditama sedang menatap ke arahnya, serta memberikan senyuman yang malah membuatnya geli.

"Kak Zidan kenapa ke sekolah Zetta?" tanya Zetta lagi.

Zidan mengangkat sebelah alisnya. "Sekolah lo? Sejak kapan sekolahan ini jadi punya lo?"

"Ck! Kak Zidan ngapain ke sini?"

"Gue cuma pengin nemenin lo, Zetta. Karena, ini hari terakhir gue di sini. Nanti malem gue terbang ke LA."

Zetta mengubah ekspresinya menjadi murung. "Secepat itu? Kak Zidan mau ninggalin Zetta lagi?"

Zidan menghela napasnya pelan, lalu mengubah duduknya menghadap Zetta. "Gue juga nggak mau ninggalin lo. Tapi, ini udah jadi kewajiban gue, Zetta. Gue nggak boleh cuma duduk enak-enakan nikmatin harta Daddy. Gue juga harus ikut kerja buat bantu Daddy."

SHAMBLES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang