37. Demam

175 72 61
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Alvin membuka kedua matanya dan ternyata dirinya sudah berada di dalam kamarnya. Pandangan cowok itu tertuju pada Revan yang duduk di meja belajarnya seraya memainkan ponselnya.

Alvin menatap segelas strawberry smoothies yang berada di atas meja samping tempat tidurnya. Saat akan meraih gelas tersebut cowok itu merasakan kedua kakinya yang sakit akibat dari lari keliling lapangan tadi.

"Van," panggil Alvin. Membuat Revan menoleh.

"Ambilin minuman gue," lanjut Alvin.

Revan berdecak malas. "Ck! Ambil sendiri. Nggak usah manja."

"Kaki gue sakit, Anjir!" balas Alvin.

Revan hanya menghela napas sabar. Cowok itu berdiri dan berjalan mendekati meja di samping tempat tidur Alvin dan memberikan Alvin segelas strawberry smoothies.

Pintu kamar Alvin terbuka dan menampilkan beberapa anggota ZAVEROV yang masuk ke dalam kamarnya. Fendy yang berdiri paling depan langsung menghampiri Alvin yang sedang duduk seraya menyandarkan punggungnya, lalu ikut duduk di sebelahnya.

"Gimana keadaan lo, Vin? Nggak jadi mati?" tanya Fendy.

"Hampir. Tadi gue lihat kakek gue ngelambain tangan, untung nggak jadi gue samperin," balas Alvin asal.

Semua anggota ZAVEROV tertawa setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alvin.

"Aturan tadi lo samperin biar kita bisa makan gratis tujuh malem," timpal Ryan.

Dion tertawa pelan seraya memukul bahu Ryan. "Sialan!"

"Kalian jenguk gue nggak bawa apa-apa?" tanya Alvin bermaksud bercanda.

"Bawa," jawab Adam.

Alvin menaikkan sebelah alisnya. "Bawa apa?"

"Doa," jawab Adam seraya menadahkan kedua tangannya.

Alvin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Cowok itu sudah tidak heran dengan jawaban Adam yang selalu tidak sesuai ekspektasinya.

***

Adela bersama ketiga sahabatnya sedang bersantai di rumah Sherly. Sedari tadi, gadis itu hanya diam karena pikirannya tertuju pada Alvin. Bahkan ketiga sahabatnya mengajaknya mengobrol, tetapi hanya jawaban singkat yang keluar dari mulut Adela.

"Kasihan Alvin, Del," ucap Nina yang baru saja mendapat kabar dari Vano.

Adela langsung menatap Nina. "Dia kenapa?"

"Kata Vano, demam Alvin masih tinggi. Suhu badannya sampe empat puluh derajat."

"Astaga, kasihan banget," sahut Sherly.

"Gue rasa lo harus jenguk Alvin, Del. Mungkin dengan kehadiran lo, demam Alvin bakal turun," saran Diva.

Nina mengangguk setuju. "Betul kata Diva. Seberapa banyak obat yang Alvin minum kalo nggak cocok ya percuma. Mungkin obatnya itu lo, Adela."

"Sok bijak banget sih lo," balas Adela.

"Lo nggak setuju sama ucapan gue?"

"Tapi Nina bener, Del. Lo juga khawatir sama keadaan Alvin, kan? Kalo lo nggak nyamperin, lo nggak akan tau keadaan dia gimana," jelas Sherly.

Adela nampak menimang-nimang saran dari ketiganya. Kemudian, gadis itu memasukkan ponsel ke dalam tasnya dan beranjak dari duduknya.

"Gue mau jengukin Alvin," ucap Adela.

SHAMBLES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang