HAPPY READING!❤
oOo
Adela menerobos keramaian untuk melihat Amora dan teman-temannya yang sedang melabrak seorang gadis. Ketika berhasil menerobos, ternyata korban labrakan Amora kali ini adalah Melva.
"Cewek sialan! Gara-gara lo, gue jadi putus sama Dicky!" bentak Amora.
"Kenapa cuma nyalahin gue? Salahin juga cowok lo! Emang apa salah gue? Apa salah kalo gue lebih cantik dari lo?" balas Melva yang kedua tanganya dipegangi oleh dua teman Amora yang berbeda kelas.
Plak!
Tamparan keras itu berasal dari Amora yang ingin dilayangkan kepada Melva. Namun ternyata, Amora malah menampar Adela yang tiba-tiba berdiri di tengah-tengah dirinya dan Melva.
Adela langsung memegang pipi kirinya yang terasa nyeri dan panas. Sedangkan, Amora menatap Adela terkejut karena dirinya memang sama sekali tidak berniat untuk menampar Adela.
"Sorry, Del. Gue enggak bermaksud nampar lo," ujar Amora meminta maaf.
"Cukup, Amora! Lo itu udah kelewatan! Berapa orang lagi yang harus jadi korban labrakan lo di sekolah ini? Masalah lo itu sama Dicky! Dia yang pengen deket sama Melva," terang Adela.
"Jangan bawa-bawa Melva, karena dia nggak suka sama Dicky. Melva suka sama cowok lain. Dan, cowok itu bukan Dicky," lanjut Adela.
"Siapa cowok itu? Alvin?" Amora terkekeh sinis. "Lo itu kenapa selalu ngelindungi orang yang udah jahatin lo sih, Adela? Lo bego apa gimana?"
"Gue bukan bego. Gue cuma nggak bisa nyimpan dendam. Enggak semua kejahatan harus dibalas sama kejahatan juga," jawab Adela.
"Terserah lo deh. Lagian, apa untungnya berbuat baik sama orang kayak Melva. Dia nggak akan mungkin balas kebaikan lo. Iya kan, Melva?"
Melva tidak menjawab pertanyaan Amora. Gadis itu hanya diam seraya menatap Amora dengan tatapan datarnya.
Adela menghela napasnya kesal. "Udah, Amora. Jangan mentang-mentang selama ini gue diem, lo bisa bersikap seenaknya di sini. Gue tau lo anak Wali Kota. Tapi, lo juga harus inget kalo gue anak pemilik sekolah ini. Gue bisa aja keluarin lo dari sekolah dan nggak akan biarin lo buat negosiasi ke Bu Ressa."
Amora mendengus kesal, lalu ingin melangkahkan kakinya pergi. Namun, suara Adela menghentikan langkahnya.
"Mau ke mana?"
"Menjauh dari lo biar nggak masuk BK," jawab Amora dengan nada sebal.
"Minta maaf dulu ke Melva."
Amora melirik Melva sekilas, lalu kembali menatap Adela. "Enggak akan."
Adela hanya memandang kepergian Amora diikuti Nayla dan dua teman lainnya, lalu menatap ke arah Melva. Gadis itu hanya memandang Adela tanpa membuka suara. Adela yang teringat akan sesuatu segera memanggil nama Melva.
"Melva," panggil Adela.
Melva tidak menjawab. Gadis itu hanya menaikkan sebelah alisnya yang berarti 'Apa?'
"Lo tau soal kecelakaan yang mengakibatkan gue enggak bisa lihat?" tanya Adela ragu.
Melva menelan salivanya secara kasar, lalu mulai membuka suara. "Gue tau dari Revan."
Adela memandang bingung Melva yang pergi dari hadapannya begitu saja. Gadis itu heran, mengapa jawaban Melva tidak berkaitan dengan pertanyaannya? Tanpa berpikir lama, gadis itu melangkahkan kakinya pergi.
***
Jam menunjukkan pukul 20.45 malam. Alvin melangkahkan kakinya menuju lapangan utama sekolahnya. Sejak pagi tadi, cowok itu hanya beristirahat di UKS karena badannya terasa remuk setelah dipukuli oleh Zidan kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAMBLES (COMPLETED)
Teen Fiction⚠Sequel INVOLVED⚠ Tentang Alvinno Vernando Williams yang menyembunyikan kisah masa lalunya dari kekasihnya. Hingga suatu hari, sahabat lamanya datang dan mengungkit-ungkit cerita lama mereka. Sejak saat itu, Alvin kembali teringat sesuatu yang membu...