Kekacauan terjadi di Mansion milik Vincent ketika Irene tidak dapat di temukan di manapun membuat seluruh pengawal, pelayan juga tim keamanan sibuk mencari tau keberadaan Irene.
Vincent sendiri duduk di sofa tunggal di ruang utama dengan tatapan tajam tertuju ke depan. Menunggu, itulah yang tengah dia lakukan. Vincent menunggu para bawahannya menemukan Irene dan membawa perempuan itu di bawah kakinya.
Kepala keamanan terlihat tergesa-gesa melangkah masuk menghampiri Vincent. Dia benar-benar takut harus menyampaikan laporan yang dia dapat.
"Apa kalian sudah menemukannya?" tanya Vincent berhasil membuat bulu kuduk kepala keamanan Mansion itu meremang.
"Maaf, tuan. Kami tidak dapat menemukannya di manapun tapi terakhir kami melihat truk keluar, itu waktu yang sama saat nona Irene menghilang."
Vincent berdiri dari tempat duduknya. Rahangnya mengeras pertanda dia sedang marah.
"Siapkan mobil."
"Baik, Tuan muda."
----
Kepulangan Irene ke markas di sambut bahagia oleh Seulgi dan Wendy yang merasa sangat lega tapi tidak dengan Jisoo, perempuan itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya sedikitpun berhwsil membuat Irene bertanya-tanya.
"Di mana Jisoo?" tanya Irene.
"Itu dia, kami sudah berusaha menghubunginya sejak kemarin tapi nomornya tidak aktif."
"Kalian tidak sedang bertengkar kan?"
"Tentu saja tidak, Jisoo bukanlah type perempuan gampang baper." celetuk Seulgi.
"Kalau begitu pasti dia pulang ke rumahnya."
"Itu lebih tidak mungkin, Yerim. Mana ada yang mau pergi ke neraka." Sahut Jisoo tiba-tiba muncul dari pintu utama dengan pakaian rumah sakit karena dia melarikan diri saat Namjoon keluar untuk membeli makanan.
"Astaga, Jisoo." Pekik Seulgi dan Irene kompak menghampiri Jisoo bersama kedua perempuan lainnya.
"Ada apa denganmu?"
"Ck! Ada yang berusaha membunuhku, Kak." Jisoo memberitahu setelah Irene dan lainnya membantu mendudukkan Jisoo di sofa.
"Kita memang incaran untuk di bunuh."
"Kali ini sepertinya berbeda." gumam Seulgi tanpa sadar.
"Apa maksudmu, Seul?" tanya Wendy.
"Jangan bilang kalau kau berpikir pelakunya sama seperti yang mengincar Jiseul?"
Seulgi mengangguk membalas perkataan Jisoo sedang Irene dan Yerim menunjukkan wajah binggung mereka. Oh astaga, apa yang sudah mereka lewatkan?
"Siapa Jiseul?"
"Anakku, Kak."
"Damn! Kau sudah punya anak, Kak Seul?" kaget Yerim.
"Lalu di mana suamimu. Seul?"
Seulgi menghela nafas, "Tidak ada."
"Dan ayah Jiseul kemarin juga di bawa ke sini." celetuk Jisoo bertentangan dengan ucapan Seulgi barusan.
"Jisoo!" kesal Seulgi karena harusnya Jisoo tidak mengatakan apapun kepada Irene.
"Tidak ada rahasia di antara kita, girls." kekeh Jisoo berhasil membuat ketiga perempuan lainnya terdiam seolah tengah memikirkan sesuatu.
"Aku memiliki masalah keluarga yang rumit. Ibu tiriku ingin membunuhku agar bisa mengambil seluruh aset peninggalan ibuku yang di buat atas namaku." Wendy membuka suara. Ia berpikir mungkin sudah saatnya ia membagi masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanficBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...