Flashback

1.9K 377 56
                                    


Kehidupan Bae Irene mungkin menjadi idaman setiap anak. Dia terlahir dalam keluarga utuh yang kara Raya sejak lahir. Tentu hal tersebut sangat menyenangkan mengingat Irene mendapatkan apapun yang dia inginkan..

Akan tetapi, tidak ada yang tau di balik kemewahan Irene justru lebih memilih hidup layaknya orang biasa saja. Memang siapa yang mau jika hidup dalam kemewahan namun terus di atur harus melakukan ini dan itu.

"Bae Irene! Apa kau sudah berpikir terlebih dahulu dampak sebelum melakukan hal ini!?"

Irene, gadis belia paling cantik di sekolahnya itu memandang ibunya tanpa ekspresi. Bisa di bilang, Irene mewarisi segala aspek keluarga Bae dengan begitu baik namun sayang, Irene merasa tertekan di balik wajah dinginnya itu.

Sebagai keluarga terpandang. Irene sebagai salah satu Putri keluarga Bae di tuntut untuk selalu tampil sempurna dengan pengetahuan luas. Itu membuat keluarga mereka makin terpuji akan tetapi, sekali saja Irene berbuat kesalahan mau sekecil apapun pasti akan menjadi besar di mata kedua orangtua yang menuntut kesempurnaan Irene.

"Tidak bisakah kau memikirkan nama baik keluarga.  Apa yang akan di katakan orang di luar sana hah!"

"Sekali saja, apa kalian pernah memikirkan ku?" Irene berteriak.

"Bae Irene!!" marah Tuan Bae menampar Irene.

Plakk

Irene meringis, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar akibat kerasnya tamparan yang dia terima. Irene berdiri tegak. Kekecewaan begitu jelas terlihat pada pandangan mata ketika menatap ayahnya.

"Thankyou, Dad. Dengan begini kau menegaskan seperti apa arti hidupku untuk kalian." seru Irene berbalik meninggalkan ruang utama dimana ayah dan ibunya berada.

----

Seulgi merasa dirinya adalah wanita paling bahagia di dunia karena bisa berpacaran dengan Park Jimin, seorang Most Wanted Hanlim School berpengaruh dan kaya Raya.

Semua terjadi begitu saja. Awalnya Seulgi merasa tak pantas tapi Jimin membuatnya merasa begitu di cintai hingga Seulgi pun terlena dan memberikan segala hal yang dia miliki termasuk mahkotanya kepada pria itu.

Namun sayang, kebahagian Seulgi lenyap seketika saat mengetahui kenyataan bahwa Jimin tidak pernah sekalipun serius akan hubungan mereka.

"Jim, apa kau serius berhubungan dengan gadis culun seperti Seulgi? Come on, she is so ugly"

"Apa yang kau katakan. Seulgi itu cuma sebatas mainan baru bagi Jimin. Kau seperti tidak tau Park Jimin saja."

Hancur.

Mungkin itulah kata paling tepat mengambarkan seperti apa perasaan Seulgi saat ini ketika harus mendengar dan melihat dengan mata kepalanya sendiri kumpulan orang itu berbicara tentangnya.

Seulgi berjalan mendekati kumpulan itu. Ia melihat Jimin tengah duduk di antara dua gadis cantik yang salah satunya membicarakan Seulgi tadi sedang sisanya, Seulgi mengingat gadis itu sebagai orang yang sering membully nya di kelas.

"Apa itu benar?" tanya Seulgi berdiri di hadapan Jimin.

Jimin mendongak, ia cukup terkejut melihat Seulgi di sana. Tanpa melepas rangkulannya pada dua gadis di kedua sisinya Jimin menyunggingkan senyum, "Kebenaran apa yang ingin kau ketahui?"

Seulgi mengepalkan tangan, "Semuanya."

"Ck! Belum cukup jelaskah? Memang apa yang bisa di banggakan dari gadis jelek sepertimu? Nothing! Sekarang menjauh lah dari Jimin, kau tidak lagi di butuhkan." sahut gadis di samping kiri Jimin.

Pretty Little LiarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang