Sebelumnya..Jisoo memasuki kamar Yerim hendak meminjam sesuatu namun dia di kejutkan dengan si bungsu yang sibuk mengepak beberapa pakaian ke dalam koper seolah akan berpergian jauh.
"Kim Yerim, kau berencana tidak masuk kelas lagi hari ini?" tanya Jisoo. Ia sudah tau hanya dengan melihat tanpa perlu menebaknya.
"Aku punya urusan, Kak Jisoo."
"Urusan apa? Jangan bilang kau jalan keluar negeri lagi. Kali ini dengan siapa? Mingyu, Eunwoo? Dennis atau siapa huh?"
Yerim tertawa menanggapi ocehan salah satu dari wanita yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, "Mumpung gratis, Kak. Lagian Mingyu bersedia melakukan apapun untukku."
Jisoo memutar bola matanya jengah ketika Yerim selesai dengan kopernya lalu menariknya keluar kamar, bersiap untuk pergi.
"Bye, bye Sist." pamit Yerim.
Semua berkumpul di ruang santai sesaat setelah mendapatkan pesan dari Irene, ketiga dara cantik itu langsung bergegas pulang.
Sudah menjadi kebiasaan Yerim yang pergi tanpa kabar apalagi pergi jalan-jalan ke luar negeri maka dia tidak akan memberitahu Irene, bahkan tak jarang ia berusaha menyelinap kabur agar Irene tak mengetahuinya.
Entah telah berapa banyak kekacauan yang di sebabkan oleh Yerim hingga menjadikan ketiga dara cantik lain sebagai temeng amukan Irene yang tak dapat menemukan Yerim.
"Yerim ke luar negeri lagi, Kak. Kali ini dengan Mingyu. Bocah kerdil itu benar-benar lincah." lapor Jisoo memberitahu Irene.
"Jadi beneran dia pergi ke luar negeri?" tanya Seulgi di irngi tawa kecil.
"Bukan Yerim namanya kalau sampai melewatkan kesempatan emas." celetuk Wendy.
"Kau tau dia ke mana, Jisoo?"
"Tidak tau. Dia tidak mengatakan tempatnya." jawab Jisoo. Irene meraih ponselnya di atas meja. Ia harus menelpon Yerim, semoga saja nomornya sudah di aktifkan kembali karena kebiasaan gadis itu pasti akan menonaktifkan ponselnya saat kabur.
"Kau dimana bocah sialan?" semprot Irene langsung begitu teleponnya tersambung.
"Italia, on vocation to enjoy my life, what's your problem, Sis." balas Yerim.
Irene mendengus menahan amarah. Seulgi, Wendy dan Jisoo melihatnya hanya prihatin. Ini bukan kali pertama Yerim membuat Leader mereka kesal dengan ocehan mengesalkan.
"Bisa beritahu tepatnya di mana, baby?"
"Roma." jawab Yerim mendadak memiliki perasaan tak enak.
"Oke, exactly! Aku punya tugas untukmu selesaikan disana sebelum pulang dari big boss."
"Oh no, no wait!" desis Yerim setengah kesal, "Aku ke sini liburan ya, Kak. Liburan! bukan kerja, tidak mau." tolak Yerim namun sayang sambungannya telah di putuskan secara sepihak membuat Yerim berteriak kesal.
"Shit! Sial banget hari ini."
"Yerim, kamu kenapa?"
Yerim memainkan lidah, mulutnya terbuka sedikit. Kedua matanya terpejam sebelum membalikkan badan menatap Mingyu dengan senyum palsunya.
"Tidak apa, sayang. Ayo! Katanya mau cari gaun ku untuk ke pesta."
Ia mengandeng lengan Mingyu yang membalasnya dengan senang senyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...