Kesalahan terbesar Seulgi adalah tidak memberikan penjagaan untuk putranya untuk mencegah masalah seperti ini terjadi. Seulgi tau resiko dari pekerjannya sendiri, dengan berusaha sekeras mungkin menyimpan rahasia tapi tak menutup kemungkinan suatu saat akan terbongkar juga.
Dan sekarang, sudah sangat terlambat bagi Seulgi menyesali. Ia hanya bisa berdoa dalam hati agar Jiseul baik-baik saja. Sungguh, ia bersumpah tidak akan bisa hidup lagi jika sesuatu yang buruk menimpa putranya.
Mobil Sunny yang di pakai oleh Seulgi untuk pergi ke sekolah Jiseul karena mobilnya telah di hancurkan oleh orang yang mengincarnya berhenti di halaman sekolah. Para murid satu persatu telah pulang bersama orangtua mereka. Seulgi panik, ia berlari mencari Jiseul.
"Mama." teriak Jiseul berlari dari kejauhan menghampiri ibunya yang langsung membuka kedua tangannya memeluk Jisel dengan perasaan lega.
"Mama di sini sayang." bisik Seulgi bergetar saking paniknya. Seulgi bahkan belum mneyadari kehadiran seseorang yang tengah memperhatikan keduanya.
"Tadi ada yang ingin mengajak Jiseul pergi secara paksa tapi paman ini mencegahnya." lapor Jisel menunjuk pria di belakangnya. Seulgi mengikuti arah tunjuk tangan Jiseul kemudian membelalakkan mata mendapati Jimin berdiri tak jauh dari mereka bahkan kini berjalan mendekati keduanya.
Menyadari bahaya lain akan kehadiran Jimin membuat Seulgi berdiri, menyembunyikan Jiseul di belakang tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Disini tidak aman. Ayo kita pergi." bukannya menjawab Jimin justru mengajak keduanya pergi. Sangat jelas dalam pandangan Seulgi wajah serius Jimin yang seolah tengah di kejar waktu.
"Tidak. Aku akan pergi bersama anakku tapi tidak denganmu."
Jimin menghela nafas seraya menjalankan tangan menyapu surai coklat terangnya ke belakang, "Seul, dengarkan aku sekali ini saja."
Seulgi menggeleng, "Aku tidak harus mendengarmu." ucapnya bergegas untuk pergi namun pergelangan tangannya di tahan ikuti tubuh Jimin memeluk keduanya dengan erat, menyembunyikan Seulgi dan Jiseul dalam rengkuhannya.
Dor
Satu tembakan yang entah berasal dari mana mengenai bahu kiri Jimin. Darah segar keluar dari luka tembakan tak di gubris oleh Jimin yang langsung mengambil tindakan mengendong Jiseul dengan tangan tangan sementara tangan lain menggengam erat Seulgi agar tak lepas darinya.
Jimin membawa keduanya menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Jimin menurunkan Jiseul yang langsung saja melenggang masuk ke dalam mobil di ikuti Seulgi yang juga melakukan hal yang sama.
Terlihat beberapa pria berpakaian serba hitam keluar dari tempat persembunyian mereka dan mulai bergerak menembaki mobil Jimin yang terlindungi oleh kaca anti peluru.
"Kau terluka?" tanya Jimin meringis kecil menahan sakit pada bahunya. Ia menoleh sebentar menatap Seulgi lalu fokus mengemudi.
Seulgi menggeleng menjawab pertanyaan Jimin. Ia memperhatikan Jimin sejak tadi dan tau kalau pria itu tengah menahan sakit. Jimin melirik kaca spion, "Hey boy, are u oke?" tanyanya kepada Jiseul.
"Mungkin paman harus bertanya pada diri paman sendiri." balas Jiseul.
Seulgi mendengus membuka kemeja putihnya, meninggalkan tank top hitam kemudian menggulungnya untuk menekan luka Jimin, "Menepi! Biar aku yang menyetir."
"Aku baik-baik saja."
"Turuti saja perintahku!"
"Baiklah." patuh Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...