Rasa penasaran Jimin terhadap Jiseul membuat pria itu bertindak nekat. Kemarin ia mungkin sedikit takjub ketika pertama kali melihat Jiseul hingga mengganggap Jiseul adalah sebuah kebetulan akan tetapi pada waktu kedua, Jimin secara tiba-tiba ingin tau mengenai asal usul Jiseul sebenarnya. Bukan tanpa alasan dia melakukan ini semua karena sebelumnya Jimin sempat memergoki bocah kecil itu bersama Seulgi di sebuah pusat perbelanjaan. Keduanya terlihat seperti ibu dan anak yang tengah menghabiskan waktu bersama.
Jimin memejamkan kedua matanya mengulang kembali potongan masa lalunya sewaktu masih menjalin hubungan bersama Seulgi. Ya, Jimin adalah si brengsek yang sangat suka bermain wanita tapi ia selalu bermain aman, namun keteledorannya saat berhubungan dengan Seulgi membuatnya ketagihan hingga beberapa kali tak memakai pengaman, ia membodohi gadis polos nan baik seperti Seulgi untuk memuaskannya dan sekarang, jika benar Jiseul adalah anaknya maka dia telah melakukan sebuah kesalahan besar pada Seulgi.
"Ini laporan dari Naran School beserta laporan kelahiran bayi laki-laki delapan tahun lalu dari seluruh rumah sakit beserta nama ibu kandung mereka dan kami juga sudah mengecek nama yang Tuan maksudkan tapi kami sama sekali tak menemukan nama Kang Seulgi sebagai salah satu pasien." seru seorang pria memberikan bebeapa berkas di atas meja kerja Jimin.
Kedua mata Jimin terbuka, ia memperbaiki posisi duduknya, "Apa kau yakin? Bagaimana dengan klinik, rumah bersalin, atau apalah, aku menyuruhmu mengumpulkan semua laporan itu kan tanpa mengabaikan lainnya?"
"Maaf, tuan. Itu masih dalam proses, mungkin sebentar lagi kita akan segera mendapatkan salinan laporannya karena sulitnya menemukan arsip lama."
"Mungkin hanya perasaanmu saja, Jim. Kau sampai bersusah payah begini membuang waktu untuk sesuatu yang tak jelas." komentar Jongin melangkah masuk ke dalam ruang kerja Jimin.
"Baiklah, kau bisa keluar." titah Jimin langsung saja di turuti oleh bawahannya.
Jongin melirik pria yang baru saja keluar lalu berjalan menuju meja bar di pojok ruangan, menuangkan segelas wine ke dalam gelasnya sebelum mendekati meja kerja temannya lalu mendudukkan dirinya di hadapan Jimin.
"Kenapa kelihatannya kau penasaran sekali dengan bocah itu padahal bisa saja kemiripan kalian hanya kebetulan kan?" ujar Jongin kemudian menyicip sedikit winenya sebelum meneguk habis.
"Lalu bagaimana jika bocah kecil yang kau maksud terlihat berjalan bersama mantan pacarmu yang pernah kau tiduri tanpa pengaman."
Uhuk!
Shit! Jongin mengumpat dalam hati dengan mulut memucratkan sisa wine yang belum sempat melewati tenggerokannya, "Sial! Apa kau serius?"
"Apa aku kelihatan bercanda?"
"Astaga, kenapa masa remajamu kau begitu ceroboh." omel Jongin tidak habis pikir, "Kalau begini caranya sih 95% kemungkinan itu anakmu."
Pintu ruangan milik Jimin terbuka. Pria tadi melangkah masuk ke dalam dengan dua buah map di tangannya, "Tuan, kami masih tidak menemukannya cuma ada informasi yang mengatakan bahwa di klinik dekat perbatasan yang sudah hampir tidak beroperasi lagi pernah kedatangan seorang wanita, dia melahirkan seorang bayi lelaki." jelasnya.
Jimin dan Jongin saling melempar pandangan dan seolah tengah memikirkan hal yang sama keduanya mengangguk bersamaan.
----
Sepertinya rencana awal Yerim yang penuh kegilaan mempersiapkan senjata untuk membuat Jungkook muak terhadapnya berhasil. Bagaimana tidak, Yerim dengan santai bermain-main di sebuah kolam kecil yang di rancang seperti air mancur namun berisikan wine hingga membuat gaun mini merah yang di kenakan basah, memperlihatkan cetakan jelas pakaian dalamnya ditambah karena kilau wine bewarna senada membasahi kulitnya membuat Yerim nampak sexy dan menggoda di mata para pria yang memandangnya lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...