Jisoo mengernyit binggung melihat mobil yang tak dia kenali terparkir di bagasi markas Blackvelvet. Dalam hati perempuan itu bertanya-tanya apakah mungkin ini mobil salah satu dari mereka atau ada penyusup yang berhasil masuk ke markas.
Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian Jisoo melangkah masuk tapi sebelum itu Jisoo masuk mengambil pistol miliknya yang selalu ia bawa kemanapun yang ia sembunyikan di dalam mobil.
Pintu penghubung antara ruang ruang utama dan garasi di buka oleh Jisoo. Suara televisi terdengar membuat Jisoo waspada. Perempuan itu berjalan dengan sangat hati-hati menuju ruang santai.
Jisoo bersiap membidik pistol ketika kedua mata bulatnya menangkap bocah kecil tengah duduk bersila atas sofa yang kemudian di susul dengan kedatangan Seulgi membawa segelas susu dan sepiring makanan untuk bocah kecil itu.
"Seulgi." panggil Jisoo mendekati Seulgi yang nampak terkejut melihat kedatangan Jisoo, Ia lalu mengalihkan pandangan ke arah Jiseul, "Siapa anak ini. Mengapa kau membawanya ke sini?" tanyanya.
Seulgi terdiam selama beberapa saat. Ia sendiri binggung apa harus jujur memberitahu Jisoo atau tidak namun mengingat keselamatan Jiseul sedang terancam seakan membuat Seulgi tersadar.
"Mama." Jiseul memanggil Seulgi membuat lamunan Seulgi buyar sedang Jisoo terlihat terkejut.
"Mama." ulang Jisoo menuntut menatap Seulgi.
Seulgi terpejam, membuka kedua matanya lalu mengusap kepala Jiseul, "ini anakku." aku Seulgi.
Kedua mata Jisoo membelalak, "Shit! Kau sudah menikah?"
Seulgi menggeleng lemah, "Beautiful Disaster, Jis. Kau pasti paham." ungkap Seulgi.
Jisoo mengangguk paham lalu mengalihkan kembali pandangannya ke arah Jiseul. Jisoo menunduk menatap wajah tampan Jiseul.
"Hai ganteng, tante Jisoo boleh kenalan?"
"Namaku Jiseul, aku anak mama Seulgi." balas Jiseul memperkenalkan diri.
"Jiseul ke kamar mama ya. Jagain paman yang ada di dalam kalau misalnya paman nya sudah sadar bilang ke mama, boleh?" pinta Seulgi langsung di turuti oleh Jiseul yang kemudian berpamitan pada Jisoo dengan sopan berlari kecil menuju kamar yang di maksud mamanya.
Sepeninggalnya Jiseul. Senyum yang tadi sempat merekah di tujukan untuk Jiseul berubah menjadi senyum paksa tatkala menuntut penjelasan Seulgi.
"Wait! Paman yang di maksud?"
"Maaf, Jisoo sebelum kau marah lagi aku mau bilang kalau-"
"Tidak, aku malah sudah marah beneran ini." Jisoo memotong ucapan Seulgi.
"Aku tidak tau harus membawanya kemana. Semua terlalu cepat terjadi dan rumah sakit kurasa bukan tempat teraman untuknya."
"Maksudnya?"
"Tadi ada orang yang ingin mencelakai anakku. Aku tidak tau dia siapa dan apa tujuannya."
"Apa mungkin musuh kita?" tebak Jisoo mengingat beberapa hari ini mereka sering sekali terkena terror entah dari siapa.
"Aku juga berpikir seperti itu tapi dari mana dia tau tentang Jiseul padahal aku cukup yakin tidak ada yang tau fakta bahwa aku sudah punya anak."
"Itu dia. Kita tunggu Wendy, dia mungkin bisa menemukan titik terang dari masalah yang kita hadapi sekarang. Oh ya, Jiseul udah sekolah ya?"
"Hm, dia lompat TK dan langsung masuk sekolah dasar. Aku melahirkan Jiseul beberapa minggu setelah pengumuman lulus sma."
"Waw anakmu pintar, Seulgi. Kau beruntung sekali memilikinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...