Lie

1.9K 392 36
                                    


"Apa kau tidak mengingatku!!"

"Memang siapa kau hah!" Wendy memberontak, berusaha melepaskan diri dari jeratan Yoongi, "Lepaskan aku! Atau aku akan berteriak." ancam Wendy kemudian.

Yoongi menarik senyum tipis membentuk smirk memandang Wendy. Gadis itu benar-benar menguji kesabarannya. Yoongi tertawa, harusnya dia tidak terkejut karena pertemuan pertamanya dengan Wendy juga berawal dari perdebatan kecil karena masalah sepele.

"Silahkan berteriak kalau mau aku cium!"

Wendy mendelik, manatap tajam Yoongi karena ketidaksopanan pria itu, "Brengsek!" maki Wendy menginjak kaki Yoongi hingga membuatnya terlepas dari jeratan Yoongi yang kini meringis kesakitan memegang kakinya.

"Rasakan itu," ejek Wendy tak menyianyiakan kesempatan bergegas pergi namun baru saja mencapai pintu, langkahnya terhenti karena mendengar suara pria itu lagi,

"Frozen baby, kau tidak berubah ya. Masih saja galak." ucap Yoongi di iringi tawa.

Wendy membalikkan badan. Sudah lama rasanya ia tak mendengar nama itu. Selama ini hanya ada satu orang yang bisa memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Seseorang yang pernah menjadi tumpuan Wendy selama ini namun orang itu juga yang meninggalkan Wendy di saat Wendy paling membutuhkannya.

Marah? Tidak, Wendy tidak akan bisa marah tapi rasa kecewa membentuknya menjadi orang yang tidak dapat memaafkan Yoongi ketika mengetahui lelaki itu meninggalkannya dan melanggar janji yang ia buat terhadap ibunya.

"Kau!" desis Wendy.

----

Satu hal yang paling di benci oleh Irene di muka bumi ini adalah di bohongi. Ia paling tak suka hal tersebut di lakukan dengan sengaja karena bagi Irene sekali saja seorang berbohong, alasan apapun itu mereka maka kebohongan lain pun akan tetap datang.

"Hentikan mobilnya!!" pekik Irene.

"Tidak." tolak Vincent bersikap tak peduli.

"Ku bilang hentikan atau,-"

"Atau apa eoh?!" potong Vincent menoleh menatap Irene cepat.

Irene memandang Vincent, "Kau menantangku!" desis Irene tersenyum misterius. Yang tidak di ketahui oleh Vincent adalah Irene bisa lebih nekat dari orang tak waras sekalipun.

Vincent mengernyit namun belum sempat dia memahami perkataan Irene, perempuan itu sudah lebih dulu membuka pintu mobil lalu melompat keluar tanpa takut sedikitpun.

"Hentikan mobilnya!!" teriak Vincent.

Tubuh Irene jatuh bergulingan sesaat setelah aksi berani perempuan itu. Irene merintih kesakitan, memaksa untuk bangun meski tubuhnya terasa sakit. Bajunya kotor dan sweeter hitam yang ia kenakan sobek akibat bergesekan dengan aspal.

"Arkh." ringis Irene merangkak bangun. Kepalanya terluka mengeluarkan darah segar di bagian pelipis tapi dia harus segera melarikan diri sebelum Vincent mengejarnya.

Mobil yang tadi membawa Irene berhenti. Vincent terlihat bergegas keluar duluan, berlari cepat mengejar Irene yang berjalan pincang sebab kaki kirinya terkilir karena lompatan tadi di lakukan saat mobil melaju kencang.

Irene mengigit bibir bawah, benar-benar kesakitan. Nafasnya tak beraturan, keringat mulai bercucuran di tengah langkah kecilnya yang lemah.

Suara langkah Vincent semakin dekat. Sesekali Irene menoleh ke belakang dan melihat Vincent berada tepat di belakangnya.

Hap

Irene merasakan tubuhnya di angkat dengan begitu mudah oleh Vincent ke atas bahunya membuat Irene memekik terkejut dan berusaha melakukan perlawanan lagi.

Pretty Little LiarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang