Hal yang paling di benci oleh Yerim adalah ketika dia harus terlihat menyerah, itu sama saja memperlihatkan sisi lemahnya sebagai seorang perempuan yang selama ini kebanyakan selalu mendapatkan ketidakadilan yang di sebabkan oleh kaum pria. Tidak! Yerim sama sekali tidak mau menjadikan dirinya sebagai salah satu di antaranya.
Untuk kali ini mungkin Yerim mengalah pada keadaan tapi ia bersumpah itu takkan berlangsung lama. Setidaknya diam, menjadi gadis penurut seperti kemauan Jungkook adalah pilihan tepat sembari mencari celah mengetahui kelemahan pria itu sebelum menghancurkannya.
Kedatangan Yerim bersama dengan Jungkook di sambut oleh beberapa pelayan tak terhitung jumlahnya di istana megah milik pria itu dengan hangat. Entah ini hanya perasaan Yerim saja tapi jelas ia melihat tatapan kelegaan, senyum manis serta tulus di lemparkan para pelayan khusus wanita terhadapnya. Yerim menoleh, memandang Jungkook sebentar.
Jungkook memerintahkan dua pelayan untuk mengantar Yerim ke kamar yang langsung saja mendapatkan sambutan kegirangan, bahkan beberapa dari pelayan tergolong muda itu berebut ingin mendapatkan kesempatan tersebut. Yerim mengernyit, ia benar-benar binggung.
'Apa selalu begini jika Jungkook membawa wanita lain ke rumahnya?' batin Yerim termenung.
"Mereka seperti itu karena ini pertama kali mereka melayani seorang wanita di rumahku." Jungkook berujar seolah ingin menjawab pertanyaan dalam kepala Yerim.
Yerim tak menjawab, berjalan lebih dulu meninggalkan Jungkook di ikuti tiga pelayan muda di belakangnya yang saat itu dipilih oleh sang kepala pelayan untuk melayani Yerim.
"Kami akan menyiapkan air hangat dan pakaian baru untuk nona." seru salah satu pelayan dengan potongan rambut sebahu bewarna coklat terang kepada Yerim dengan logat inggris karena tau Yerim tak dapat berbahasa itallia.
Anggukan kecil Yerim menjadi jawaban untuk para pelayan yang dengan senang hati melakukan tugas mereka masing-masing. Yerim terpejam, hari ini begitu melelahkan. Saat ini dia hanya ingin mengistirahatkan tubuhnya saja. Kedua mata Yerim kembali terbuka, alisnya kembali menyatu saat melihat kumpulan pakaian yang tersedia di depannya.
"Apa ini? Aku tidak akan kemana-mana. Tolong siapkan pakaian tidurku saja."
"Maaf tapi tuan muda memerintahkan kami untuk membantu nona bersiap untuk makan malam." jawab pelayan dengan gaya rambut ponytail berwarna hitam.
"Siapa namamu?"
"Naina, nona."
"Oke, Naina bisa kau beritahu tuan muda mu kalau aku tidak ingin menemuinya malam ini."
"Kenapa?"
Di luar dugaan Yerim, Naina justru terlihat begitu penasaran akan alasan Yerim tak ingin menemui Jungkook. Wajah wanita itu pun nampak kecewa seolah keputusan Yerim bukanlah hal yang ia harapkan.
"Ada apa, Naina?" tanya Yerim.
"Nona, kami sudah menyiapkan airnya." celetuk pelayan lain keluar dari kamar mandi yang ada di kamar Yerim.
"Nona, ini pilihan gaun malam lainnya." sahut pelayan yang satunya lagi mendorong beberapa potong gaun malam untuk Yerim.
Yerim menatap kedua pelayan itu sebentar sambil mengangguk kemudian mengalihkan pandangan terhadap Naina lagi dan menunggu jawaban wanita itu.
"Naina, kau belum menjawab pertanyaanku." Yerim bertanya lagi membuat Naina tersudut hingga menundukkan kepala karena takut berpikir bahwa ia mungkin telah melakukan kesalahan dengan perkataannya barusan.
"Itu nona, kami berpikir kalau nona adalah calon nyonya di rumah ini."
"APA!!"
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...